Fahri Hamzah: Soal kolom agama, mana ada orang tak beragama?
Menurut Fahri, ada perbedaan antara masyarakat barat dengan timur.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyentil pernyataan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang memperbolehkan WNI mengosongkan kolom agama di Kartu Tanda Penduduk (KTP) apabila kepercayaannya belum diakui oleh pemerintah. Menurut dia, meskipun kepercayaan WNI belum diakui secara resmi, sebaiknya tetap dituliskan.
"Tulis aja kepercayaan, kenapa? Kalau Anda beragama Yahudi, misalnya, tulis saja. Mana ada orang tidak beragama," kata Fahri kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (7/11).
Oleh karena itu, tegas Fahri, Mendagri tidak boleh menghilangkan nama identitas dalam kolom agama di KTP. Dia lebih setuju jika ada penambahan nama identitas agama dalam KTP.
"Kalau saya ditambah. Kita harus paksa diri tampil dengan identitas kita. Jangan sampai jadi sumber konflik," tegasnya.
Menurut Fahri, ada perbedaan antara masyarakat barat dengan timur. Jika orang barat, kata dia, tidak terlalu mempersoalkan identitas dalam kolom agama.
"Ada perbedaan masyarakat barat dan timur. Barat individualis tidak penting identitas. Timur kultur komunalisme, siapa tetangga, agama. Karena itu pancasila letakkan agama di sila pertama," jelas Fahri.
Dengan tegas, politikus PKS itu tidak sepakat bila kolom agama dikosongkan. Sebab, kata dia, identitas agama seseorang perlu ditunjukkan dalam KTP.
"Bahaya kalau orang mau hilangkan ini, agama sumber konflik. Justru karena beda, kita bergaul yuk. Itu ajaran agama," ujarnya.