Fakta gengster Sanca Bergoyang dari Depok
Fakta gengster Sanca Bergoyang dari Depok. Kecil-kecil cabai rawit. Mungkin peribahasa itu yang pantas disematkan ke anggota gangster Sanca Bergoyang.
Sanca Bergoyang. Sepintas nama tersebut terdengar nyeleneh. Lucu jika dibayangkan seekor ular sanca tengah meliuk-liuk bergoyang.
Namun, siapa sangka Sanca Bergoyang merupakan nama gangster yang beraksi di wilayah Depok. Gangster tersebut beranggotakan belasan bocah yang rata-rata masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kecil-kecil cabai rawit. Mungkin peribahasa itu yang pantas disematkan ke anggota gangster Sanca Bergoyang. Nyali mereka selangit. Tanpa ragu para anggota yang notabenenya masih bau kencur ini acap kali menantang kelompok lain. Alhasil, tawuran menjadi makanan sehari-hari.
"Saya sendiri sudah tiga kali tawuran. Sama OTS, Triti dan di Sanca," demikian pengakuan salah satu anggota Sanca Bergoyang, Tery (18), Rabu (7/6).
Pun Tery mengungkap asal pemakaian nama Sanca Bergoyang. Pria yang sudah memiliki bayi berusia sembilan bulan ini bercerita bahwa nama itu diambil dari tempat mereka nongkrong di Lapangan Sanca.
Biasanya mereka kumpul main bola atau sekedar ngopi. Tetapi belakangan aktifitasnya melenceng hingga terlibat tawuran dan jual senjata tajam.
"Tadinya cuma nongkrong ngopi dan main bola di Lapangan Sanca. Makanya namanya Sanca," ungkapnya.
Sanca Bergoyang sendiri adalah nama akun sosial media Tery. Yang kemudian justru kini menjadi tenar setelah dia dan DS, temannya diamankan polisi. Anggota geng ini berjumlah 11 orang.
"Rata-rata anak SMP. Kita biasanya nongkrong jam 8 malam sampai jam 2. Kalau puasa ada yang sampai subuh," ceritanya.
Tery mengaku tidak mencari musuh. Namun kalau gengnya diminta untuk menyerang geng lain maka mereka bergerak. Setiap nongkrong mereka selalu membawa sajam. "Ya buat jaga-jaga kalau ada yang nyerang. Kalau kita disamperin kita jalan," tuturnya.
Soal senjata tajam. Ada fakta lain yang terungkap. Geng tersebut juga melayani pembelian senjata tajam jenis celurit. Biasanya, mereka mendapat 'pesanan' dari kelompok lain yang akan tawuran.
Mereka memanfaatkan media sosial untuk berjualan. Celurit ukuran kecil dibanderol Rp 50.000. Sedangkan yang ukuran besar dijual Rp 250.000.
"Produksinya di workshop kitchen set tempat saya bekerja. Saya bisa ngelas jadi kalau ada yang pesen (sajam) ya saya buatin," aku Tery.
Dalam satu bulan, Tery bisa mendapatkan order dari tiga bohir. Uang hasil jualan dia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. "Yang pesen ya buat tawuran. Uangnya buat keluarga, bukan buat mabok," ungkapnya.
Hingga empat bulan produksi dia sudah menjual enam senjata tajam.
Tery mengaku menyesali perbuatannya. Dia mengaku kapok karena harus mendekam di sel dan terancam merayakan Lebaran di penjara. "Ya nyesel jadi harus begini," ucapnya tertunduk.
Penangkapan geng Sanca Bergoyang oleh Tim Buser Polresta Depok berawal dari informasi warga. Buser mendapatkan pengaduan warga yang resah akan ulah geng Sanca Bergoyang.
Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho polisi membekuk dua anggota geng Sanca Bergoyang, Terry (18) dan DS (16). Terry sudah berkeluarga sedangkan DS berstatus pelajar. Keduanya diamankan saat hendak melakukan perkelahian dengan geng lain di kawasan Cimanggis, Depok.
Polisi menyita senjata tajam jenis celurit ukuran sedang dan raksasa.
"Kami terima laporan dari masyarakat yang resah dan ketika didapati benar bahwa ada sajam pada keduanya," ungkap Teguh.
Infonya, geng motor ini akan bergabung dengan geng lainnya. Mereka akan menyerang Geng Jepang (Jembatan Mampang). Mereka sudah mulai peperangan di media sosial. Polisi dengan mudah menciduk keduanya setelah dilakukan penyelidikan terhadap akun media sosial.
"Dua orang yang ditangkap ini hendak melakukan tawuran karena saat digeledah di tubuhnya terdapat dua senjata tajam jenis celurit," ucapnya.
Geng ini beranggotakan 11 orang. Salah satu anggota geng ini diketahui memproduksi sajam untuk dijual. "Selain menggunakannya untuk tawuran oleh kelompoknya, mereka juga menjual sajam kepada gangster lain," paparnya.
Saat ini kedua pelaku sudah diamankan dan masih diperiksa di Polresta Depok. Mereka diancam pasal 2 UU Darurat No 12 tahun 1951 atas dugaan membawa senjata penikam, atau senjata penusuk. "Dengan ancaman pidana penjara paling lama 10 tahun," tutupnya.
Baca juga:
Tangkap dua anggota geng motor Sanca Bergoyang, Polisi sita celurit
Ini asal usul nama geng Sanca Bergoyang, anggota rata-rata anak SMP
Tak cuma tawuran, gangster Sanca Bergoyang juga jualan celurit
Deretan tim khusus polisi pemburu gangster jalanan
Jika Depok ada Tim Jaguar, di Bekasi punya Tim Cobra
-
Bagaimana awal mula terbentuknya geng motor di Indonesia? Awalnya, geng motor terbentuk karena beberapa orang atau kelompok memiliki minat hobi yang sama.
-
Apa yang dijual di Depok? Sebelumnya, polisi membongkar sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat. Dalam kasus ini, polisi total menangkap delapan pelaku.
-
Apa yang menjadi penyebab utama munculnya geng motor? Alasan utamanya termasuk kurangnya lapangan kerja, dampak negatif terhadap lingkungan, dan kurangnya pembinaan.
-
Di mana Wuling Motors mendirikan pabrik pertamanya di Indonesia? Pada tahun 2015, Wuling Motors memulai ekspansi ke sektor otomotif di Indonesia dengan mendirikan pabrik di Greenland International Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat.
-
Dimana kegiatan patroli untuk mencegah geng motor di Garut dilakukan? Selama diberlakukan, petugas akan melakukan pengamanan secara berkeliling (patroli) di sudut-sudut Garut untuk mencari para pelajar yang kedapatan melakukan tindak kekerasan jalalan atau yang berpotensi.
-
Bagaimana Wuling Motors membangun citra positif di Indonesia? Selain itu, Wuling juga terlibat secara aktif dalam kegiatan sosial dan budaya, sehingga berhasil menciptakan citra yang positif di kalangan masyarakat Indonesia.