Fenomena apa cuma demi ganti HP ABG mau jual diri?
Dari keterangan ABG kepada polisi, faktor gaya hidup menjadi alasan utama mereka terjun ke bisnis hitam ini.
Faktor ekonomi kerap menjadi alasan utama seseorang terlibat dalam bisnis prostitusi. Mudahnya mendapatkan uang dari bisnis esek-esek ini, membuat pelakunya malas meninggalkannya.
Di antara wanita yang terlibat prostitusi, terdapat remaja putri yang masih duduk di bangku sekolah menjajakan tubuhnya kepada pria hidung belang. Dari keterangan ABG kepada polisi, faktor gaya hidup menjadi alasan utama mereka terjun ke bisnis hitam ini.
"Sekarang kita lihat, banyak dari ABG ini, yang ketika diamankan polisi, mereka bilang, mereka jadi PSK untuk bisa membeli gadget terbaru," kata sosiolog Musni Umar ketika dihubungi merdeka.com.
Mereka yang terlibat prostitusi, lanjutnya, kebanyakan berasal dari keluarga kelas menengah, yang orangtuanya hanya mampu menyekolahkan. Untuk keperluan tersier, mereka tidak bisa menyediakan.
"Faktor ini yang membuat ABG ini memilih jalan pintas untuk mendapatkan gadget terbaru," ujarnya.
Ia mengatakan, dalam hal ini, peran orangtua dalam menjalin komunikasi dengan anaknya perlu dilakukan. Orangtua jangan hanya sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sang anak, namun kurang memberikan perhatian.
Fenomena ABG terjerumus ke industri prostitusi, jelas Musni Umar, meningkat setelah industri smartphone booming. Peran media sosial, lanjutnya, ikut memperparah kondisi ini.
"Sekarang kita lihat saja, remaja itu berada di fase di mana mereka ingin mendapatkan pengakuan oleh sosialnya. Salah satunya dengan menunjukkan apa yang dimiliki, salah satunya gadget," paparnya.
Sayangnya, lanjutnya, keinginan untuk memiliki gadget terbaru tidak ditunjang oleh perekonomian orangtua. Jalan pintas kemudian dipilih ABG dengan menjadi PSK untuk bisa memenuhi kebutuhannya.
"Sekali lagi, peran orangtua menjadi penetralisir utama agar ABG ini tidak terjerumus dunia prostitusi," ujarnya.