FOTO: Cerita Tangguh Ekawati, Ibu Tunggal Jadi Sopir Bajaj Demi Hidupi Empat Anak
Ekawati merupakan salah satu dari semakin banyak perempuan Indonesia yang mencari pekerjaan informal di luar rumah.
Ekawati merupakan salah satu dari semakin banyak perempuan Indonesia yang mencari pekerjaan informal di luar rumah.
FOTO: Cerita Tangguh Ekawati, Ibu Tunggal Jadi Sopir Bajaj Demi Hidupi Empat Anak
Bersama putrinya yang berusia tiga tahun, Ekawati mengarungi lalu lintas Jakarta yang terkenal buruk sebagai sopir bajaj demi mencari nafkah. Ekawati merupakan salah satu dari semakin banyak perempuan Indonesia yang mencari pekerjaan informal di luar rumah. Adek Berry/AFP
Mengutip Al Jazeera, setelah suami pertamanya meninggal dunia dan menceraikan suami keduanya, Ekawati harus banting tulang untuk membayar sewa rumah dan menghidupi keempat anaknya. Dalam sehari, dia biasa mendapatkan sekitar 150.000 rupiah. Adek Berry/AFP
Sudah sekitar 15 tahun Ekawati menjadi sopir bajaj. Dia bukannya tak pernah mencoba profesi lain, namun bagi Ekawati menjadi sopir bajaj adalah pekerjaan yang nyaman. Adek Berry/AFP
- Digelar Sederhana di Rumah, Ini Potret Syukuran Tujuh Bulan Kehamilan Adik Ayu Ting Ting
- FOTO: Potret Pilu Rumah-Rumah di Demak Terdampak Abrasi, Saksi Bisu Bahaya Perubahan Iklim
- FOTO: Penampakan Terakhir Perempuan Berbaju Merah Sebelum Dibunuh dan Dimasukkan ke Koper
- FOTO: Bak Piknik, Ini Potret Pemudik Gelar Tikar dan Sahur di Gerbang Tol Cikampek Utama
Potret Ekawati bersama keempat anaknya. Anak sulung Ekawati yang berusia 20 tahun harus putus sekolah karena terkendala biaya. Dia kini bekerja sebagai kurir untuk membantu keluarga. Adek Berry/AFP
Namun, Ekawati dan anak-anaknya masih hidup pas-pasan karena mereka harus menyisihkan penghasilannya untuk makan sehari-hari dan membayar sewa rumah sebesar Rp800 ribu. Adek Berry/AFP
Momen Ekawati menghitung penghasilannya saat anak-anaknya bermain di rumah sewa petakan di Jakarta. Adek Berry/AFP
Ekawati mengucapkan rasa terima kasih kepada seorang guru setelah anaknya bisa bersekolah gratis di SD dengan bantuan pemerintah setempat. Ekawati kini berupaya mendapatkan bantuan serupa untuk putranya yang lain yang duduk di bangku SMP. Adek Berry/AFP
Ekawati memasang tali pada bajajnya yang mogok, sementara sang anak tengah menangis. Adek Berry/AFP
“Saya harus mengendarai kendaraan roda tiga ini agar saya bisa memberi anak-anak saya makanan, pakaian, dan rumah yang layak,” kata Ekawati sambil berlinang air mata, sebagaimana dikutip Al Jazeera. Adek Berry/AFP
“Saya berharap Tuhan memberi saya kesehatan yang baik. Saya juga berharap anak-anak saya sukses, tidak seperti saya,” kata Ekawati. Adek Berry/AFP
Bekerja di lingkungan yang didominasi laki-laki, Ekawati mengaku harus tangguh bertahan di jalanan, di mana pelecehan seksual dan pemerasan oleh preman sering terjadi.
Ekawati bercerita bahwa dirinya pernah diajak seorang penumpang untuk tidur dengan bayaran Rp500 ribu. Dengan tegas, dia menolak dan meminta penumpangnya untuk turun dari bajaj. Adek Berry/AFP
“Sebagai seorang wanita, saya tidak ingin menjadi lemah. Saya harus kuat karena saya mencari nafkah dari dan ke jalanan. Tidak ada yang akan membantu saya, kecuali saya sendiri,” ucap Ekawati dikutip Al Jazeera. Adek Berry/AFP