Foto perwira & bos perusahaan sawit bermula dari akun Path kapolres
Path milik Kapolresta Pekanbaru Kombes Toni Hermawan saat ini sudah tidak aktif lagi.
Foto sejumlah perwira menengah berpangkat Komisaris Besar di lingkungan Polda Riau dan Paminal Mabes Polri bersama bos PT Andika Pratama Sawit Lestari (APSL) bernama Anton Yan yang diduga bermasalah atas kebakaran hutan dan lahan, di Hotel Grand Central kota Pekanbaru. Foto itu pun menjadi viral di media sosial dan mendapatkan sorotan dari berbagai pihak.
"Kebetulan, yang upload foto itu (ke Path) rekan kami (Kombes Toni Hermawan)," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau Kombes Surawan, Jumat (2/9).
Foto itu pun menjadi tudingan terhadap para perwira tersebut dan dikaitkan dengan penerbitan Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3), terhadap 15 perusahaan pada tahun 2015 lalu. Sebab, di lahan PT APSL, beberapa waktu diduga terjadi kebakaran hutan dan lahan.
"Padahal, perusahaan itu (PT APSL) tidak ada masuk dalam daftar perusahaan yang di SP3. Jadi foto itu, tidak ada hubungannya dengan penanganan kasus, hanya kebetulan saja berada di lokasi yang sama namun beda meja," ujar Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, menambahkan.
Dalam foto yang menyebar ke media sosial dan berawal dari postingan di Path Kapolresta Pekanbaru Kombes Toni Hermawan, terdapat beberapa sejumlah perwira menengah lain. Mereka yaitu, Kombes Toni Hermawan, Kombes Surawan, Dir Reskrimsus Polda Riau Kombes Rivai Sinambela dan perwira Paminal Mabes Polri Kombes Hendra.
Namun yang menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, selain para perwira itu, ada juga para kalangan pengusaha yang ikut berfoto, yakni Anton Yan bos PT APSL, pemilik Hotel Grand Central Masli alias Ahan, serta seorang pengusaha showroom.
Kombes Pol Surawan yang ikut dalam foto tersebut tak menampik adanya pertemuan antara dia dengan perwira Mabes Polri itu dan bersama pengusaha Hotel serta pengusaha sawit, namun situasi dalam foto itu menurutnya merupakan suatu kebetulan.
"Soal kaitan dengan SP3 itu tidak benar karena kami tidak kenal dengan pengusaha sawit itu. Malam itu kami tim gabungan antara Propam Mabes dan Ditreskrimum membahas kasus yang di Meranti berdarah," ujar Kombes Surawan.
Dikatakan Surawan, pada waktu malam itu kebetulan perwira di Propam dari Mabes Polri yang datang ke Riau juga teman seletingnya (sesama Akpol Angkatan 1995) yakni Kombes Hendra dan Kombes Toni Hermawan yang ikut dalam foto itu. Sedangkan keberadaan Direktur Ditreskrimsus Polda Riau Kombes Rivai Sinambela dalam foto itu, ikut diundang untuk makan malam karena senior dari Surawan.
"Saat kami lagi ngobrol, datang rombongan pengusaha. Ada pengelola hotel dan juga pihak yang disebut pengusaha sawit dan kami tidak kenal dengan pengusaha perkebunan itu," kata Surawan.
Surawan mengakui dia hanya kenal dengan seorang pengusaha hotel (Masli), dan tidak kenal dengan orang yang disebut-sebut pengusaha perkebunan kelapa sawit yang disangkakan bermasalah tersebut (Anton Yan).
"Karena kami kenal dengan pengelola hotel, kami bertemu dan pemilik hotel minta foto bersama. Itu yang memfoto anggota saya," ucap Surawan.
Bahkan, kata Surawan, pertemuan tersebut tidak berlangsung lama. Setelah pengelola hotel dan teman-temannya minta foto bersama, rombongan mereka pun langsung pisah meja. Bahkan, teman dari pengelola hotel yang disebut merupakan pengusaha sawit itu, pun meninggalkan meja para perwira
"Setelah itu rombongan mereka pergi, kami kembali membahas pembicaraan soal bentrokan di Meranti," ujar Surawan.
Pantauan merdeka.com, Path milik Kapolresta Pekanbaru Kombes Toni Hermawan saat ini sudah tidak aktif lagi. Pihak kepolisian juga tak menampik postingan foto itu berawal dari Path miliknya yang diduga diambil oleh orang yang belum diketahui sampai saat ini.
Baca juga:
Beredar foto perwira Mabes Polri dan Polda Riau bersama bos sawit
Polisi ini belikan sepatu buat gelandangan korban perampokan
Kapolda Kalbar minta keluarga mengikhlaskan tewasnya Dayat
Pencuri tewas saat ditangkap, massa kepung Mapolsek Pontianak Timur
Kapolri Tito: Polda Riau diproses naik menjadi tipe A
-
Di mana Ria Ricis melapor ke polisi? Di sini saya merasa dirugikan dan sangat terancam tentunya
-
Mengapa polisi di Pekanbaru mengajak admin media sosial untuk bersinergi? Pentingnya kolaborasi ini dalam menyebarkan informasi positif terkait Pemilu. "Kami meminta agar setiap informasi diverifikasi dengan cermat sebelum diposting, guna menjaga keamanan dan ketenangan masyarakat menjelang Pemilu," kata Bery.
-
Apa yang didorong oleh DPR RI kepada pihak kepolisian? Komisi III Dukung Polisi Tindak Tegas Pengguna Nopol Palsu Polda Metro Jaya terus melakukan penindakan terhadap pengendara yang kedapatan menggunakan nomor polisi (nopol) palsu. Penertiban pelat nomor rahasia palsu ini lantas mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Kata dia, pemakaian pelat palsu erat kaitannya dengan aksi sewenang-wenang di jalan yang merugikan masyarakat.
-
Mengapa polisi di Riau menyiapkan perahu untuk mengantar logistik? Andrian menyebutkan, lokasi TPS itu memaksa personel untuk melewati laut dan sungai. Bahkan, adapula lokasi yang membuat personel untuk memikul logistik karena jalannya yang tak bisa dilalui kendaraan.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Bagaimana Ria Ricis menyapa awak media? Ria Ricis juga menyampaikan ucapan selamat berpuasa kepada para awak media yang hadir di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Kemudian, ia meminta maaf karena harus segera mengikuti proses sidang. "Selamat berpuasa semuanya, maaf, maaf, maaf," ujar Ricis.