FPI Jateng juga tolak diskusi Tan Malaka di Semarang
Tiga ormas mendatangi Mapolrestabes Semarang untuk menyerahkan surat keberatan atas diskusi Tan Malaka.
Selain sempat mendapatkan penolakan dari organisasi Pemuda Pancasila dan Rukun Tetangga (RT) setempat, tiga ormas juga menyampaikan surat keberatan digelarnya bedah buku dan diskusi Tan Malaka di Gerobak Art Kos, Jl. Stonen 29 Semarang, Jawa Tengah, Senin 17 Februari mendatang.
Ketiga ormas yang melayangkan surat keberatan ke Polrestabes Semarang Sabtu ( 15/2) siang tadi adalah Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah, Laskar Merah Putih dan Mapenab.
Mereka mendatangi Mapolrestabes Semarang di Jl Dr Soetomo dan menyerahkan surat keberatan digelarnya bedah buku dan diskusi Tan Malaka yang diselenggarakan oleh Komunitas Pegiat Sejarah Semarang (KPS), Komunitas Histeria Art Semarang dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang itu.
Informasi penolakan itu disampaikan oleh Sekretaris KPS, sekaligus yang akan menjadi moderator acara diskusi dan bedah buku Tan Malaka Yunanto Adi S saat dikonfirmasi merdeka.com Sabtu (15/2).
"Hari ini FPI, Laskar Merah Putih dan Mapenab masukan surat keberatan berlangsungnya diskusi ke Polrestabes Semarang. KH Sihabudin selaku Ketua FPI Jateng ikut tanda tangan dalam surat itu," ungkap Iyas panggilan akrab Yunantyo yang juga wartawan sebuah media harian di Jateng itu.
Iyas membantah jika dalam diskusi nanti, akan mendatangkan eks tahanan politik (Tapol) dan eks anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Justru Tan Malaka itu khan orang yang melawan dan menentang PKI. Dalam bedah buku itu nanti akan diketahui bagaimana sejarah Tan Malaka dan Dokter Moewardi Solo bersama-sama melawan PKI dan Belanda. Termasuk Tan Malaka berbagi tugas bersama Jendral Soedirman melawan Belanda. Tan Malaka bergerilya ke Jawa Timur dan Jendral Soedirman ke Jawa Tengah," jelasnya.
Meski demikian, aksi penolakan ormas itu tidak menyurutkan penyelenggara untuk tetap menggelar diskusi dan bedah buku Tan Malaka . Malahan, mereka Minggu (16/2) besok akan mendatangi Mapolrestabes Semarang untuk meminta penjagaan dan perlindungan selama diskusi berjalan.
"Kami akan datangi Polrestabes untuk menyampaikan surat perlindungan selama diskusi. Dua kali kerja tidak masalah sebelumnya kami sudah melayangkan surat pemberitahuan ke Polrestabes Semarang, Polsek Gajahmungkur dan Polda Jateng," tuturnya.
Iyas juga memaparkan, diskusi bedah buku Tan Malaka ini sebetulnya bukan rangkaian kegiatan road show bedah buku karya peneliti Harry Poeze setebal 2000-an halaman itu.
"Hanya saja, secara mendadak kami minta untuk mampir ke Semarang dan Harry Poeze bersedia dan kita mengapresiasi itu. Apalagi dalam buku itu, jenazah Tan Malaka usai ditemukan oleh seorang bernama Heri dan diteliti oleh tim forensik ternyata jenazah Tan Malaka yang akan dipindah ke Jakarta kemudian diberi gelar pahlawan,"tuturnya.
Iyas juga menambahkan, justru beberapa pendiri dan mantan pengurus ormas yang menolak digelarnya diskusi akan hadir. Tentunya mengikuti jalannya diskusi dan bedah buku terkait sejarah dan perjalanan sosok Pahlawan Nasional itu.
"Malah yang saya heran, justru beberapa tokoh aktivis senior seperti Ahmad Supriyadi pendiri Laskar Merah Putih, Bambang Purnomo pengurus Pemuda Pancasila (PP) Jateng dan Zaenal Abidin Petir mantan Ketua FPI juga sudah konfirmasi ke saya akan datang ke acara diskusi," paparnya.