Gabungan Pewarta Gelar Aksi Simpatik Mengecam Kekerasan pada Jurnalis
Perwakilan aliansi pewarta Tasikmalaya, Adeng Bustomi mengatakan, saat ini dalam proses menyuarakan aspirasi para jurnalis tidak luput dari objek kekerasan saat menjalankan tugasnya.
Sejumlah pewarta yang melakukan aktivitas di wilayah Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Pangandaran, menggelar aksi simpatik di Alun-alun Kota Tasikmalaya bersama santri, pelajar, mahasiswa, dan seniman, Rabu (2/10). Aksi simpatik tersebut dilakukan sebagai bentuk kecaman terhadap aksi kekerasan yang masih terjadi pada masyarakat yang menyuarakan aspirasi di Indonesia.
Perwakilan aliansi pewarta Tasikmalaya, Adeng Bustomi mengatakan, saat ini dalam proses menyuarakan aspirasi para jurnalis tidak luput dari objek kekerasan saat menjalankan tugasnya.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan kepala ular raksasa tersebut ditemukan? Pasca kejadian gempa bumi yang berkekuatan 7,6 skala richter ini telah merusak beberapa bangunan dan salah satu sekolah hukum di kota ini. Pada proses pembongkaran ternyata pada pondasi bangunan ini ditemukan sebuah patung yang berasal dari zaman Aztec 500 tahun lalu.
-
Kapan patung kepala ular raksasa itu ditemukan? 'Kepala' ular raksasa warna-warni muncul dari bawah gedung fakultas hukum di salah satu universitas di Mexico City, Meksiko, setelah gempa mengguncang wilayah tersebut tahun lalu.
-
Bagaimana Pakta Warsawa dibentuk? Pakta Warsawa, atau Pakta Pertahanan Bersama Warsawa, dibentuk pada 14 Mei 1955 di Warsawa, Polandia.
-
Kapan kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut "Raksasa Julcuy" ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
-
Kapan Sumpah Pemuda diikrarkan? Setiap tanggal 28 Oktober selalu diperingati sebagai hari yang sangat bersejarah bagi para pemuda di Indonesia. Ya, hari itu biasa dikenal sebagai Hari Sumpah Pemuda. Pada tahun 2023 ini, Sumpah Pemuda akan masuk pada tahun yang ke-95 sejak pertama kali diucapkan pada 1928.
"Dalam sepekan terakhir, proses demokrasi di negeri ini harus dilumuri darah ratusan anak bangsa bahkan nyawa beberapa di antaranya hilang begitu saja," ujarnya.
Mereka yang menjadi korban bukan hanya masyarakat yang sedang menyampaikan aspirasi, namun juga belasan jurnalis sebagai bagian pilar demokrasi. Atas hal tersebut, dia menyebut, aksi simpatik yang digelar di sekitar Tugu Mak Eroh Alun-Alun Tasikmalaya itu diisi diskusi publik bertajuk 'Tindakan represif jalan penyelesaian?'.
"Kita tentunya sangat menyayangkan masih adanya tindak kekerasan oleh aparat ketika jurnalis melakukan kegiatannya. Padahal, pekerjaan jurnalis dilindungi oleh Undang-Undang Pers. Aksi ini sebagai bentuk solidaritas kepada sesama jurnalis yang menjadi korban kekerasan," jelas Adeng.
Dia meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kekerasan yang terjadi kepada para jurnalis. Selama ini sendiri menurutnya pelaku kekerasan terhadap jurnalis tidak jelas kasusnya, hanya berakhir pada permintaan maaf saja dari pelaku atau institusinya.
Sementara itu perwakilan aktivis Tasikmalaya, Aa Syaepul Milah menyebut bahwa semua orang pada hakikatnya menolak tindakan kekerasan. Tindakan kekerasan, menurutnya tidak hanya terjadi kepada para jurnalis saja, namun juga masih sering terjadi kepada para mahasiswa dan masyarakat yang melakukan aksi demonstrasi.
"Padahal kan aksi demonstrasi merupakan tindakan yang wajar dalam negara demokrasi karena merupakan salah satu cara penyampaian pendapat yang mestinya dilindungi aparat, bukan justru sebaliknya. Kita mengutuk keras tindak kekerasan, karena itu kita bersolidaritas," tutupnya.
Dalam aksi simpatik itu, para wartawan dan mahasiswa menggelar renungan, orasi, musik, diskusi, teatrikal, dan doa bersama. Kegiatan aksi juga diisi teatrikal, musikalisasi puisi, dan pernyataan sikap dari peserta aksi.
Baca juga:
Liput Demo di DPR, Wartawan Digelandang Polisi Disuruh Masuk Mobil Tahanan
AJI Banda Aceh Desak Jokowi Reformasi Lembaga Kepolisian
AJI Catat 14 Kasus Kekerasan pada Wartawan Terjadi Selama Sepekan
AJI Tuntut Polisi Hentikan Kasus Dandhy Laksono
AJI Nilai Penangkapan Dandhy Bentuk Kemunduran Demokrasi
Jurnalis Terkena Anak Panah saat Liput Demo Berujung Ricuh di Makassar