Gagak, Myanmar dan mitos burung kematian
Di Yangon, burung gagak bebas berkeliaran sepanjang waktu.

Burung gagak identik dengan mistis. Sering kali kehadiran burung berwarna hitam itu dikaitkan dengan kematian. Mitos itu sepertinya tidak berlaku di Myanmar.
Seperti dilaporkan wartawan merdeka.com, Didi Syafirdi, saat tiba Yangon, Myanmar, akan sangat mudah menemukan burung tersebut. Hampir di tiap pohon sekumpulan gagak berkumpul, dan bersuara lantang.
Sekumpulan gagak pun muncul tidak di saat-saat tertentu saja. Mereka bisa terlihat terbang rendah saat pagi, siang dan sore hari. Ini jelas berbeda dengan di Indonesia, gagak dianggap burung yang kerap muncul di malam hari.
Kehadiran gagak ini justru memberi warna tersendiri. Warga Myanmar menilai gagak sama halnya dengan burung-burung lain yang hidup di alam bebas. Pada sore gagak biasa terbang bergerombol mengisi langit-langit Yangon.
Seorang warga, Moo mengatakan, gagak di Myanmar dikenal dengan sebutan kyi gan. Sedangkan burung disebut ngek. "Di sini kita menyebutnya kyi gan ngek," katanya sambil tersenyum.
Moo yang berprofesi sebagai sopir taksi tidak melihat gagak sebagai burung yang mengerikan. Baginya, sebagai makhluk hidup gagak itu justru harus dilindungi. "Biarkan kyi gan bebas. Kita justru bisa menikmati itu," tuturnya.
Baca juga:
Ini 'penampakan-penampakan' saat tiba di Myanmar
Tak ada motor di ruas jalan Yangon