Gelar Sidang Tanwir, Muhammadiyah Undang Jokowi dan Prabowo
Haedar menegaskan, yang akan disampaikan kedua calon presiden itu tentu bukan kampanye. Kendati Muhammadiyah tidak mengindahkan kalau keduanya sedang berkonsentrasi dalam Pilpres pada 17 April mendatang.
Calon Presiden (Capres) Joko Widodo dan Prabowo Subianto akan diundang dalam sidang Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu, 15-17 Februari 2019 mendatang. Keduanya dihadirkan dalam kapasitas sebagai tokoh bangsa sekaligus menyampaikan pikiran-pikiran kebangsaannya.
"Pak Jokowi maupun Pak Prabowo sebagai tokoh bangsa kita undang agar bisa berdialog sekaligus juga menyampaikan pikiran-pikiran kebangsaannya," kata Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam Seminar Pra-Tanwir di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (7/2).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu rileks menghadapi debat capres? "Beliau sangat rileks, sangat santai menghadapi debat ini, karena kan memang materinya beliau pasti sangat mengetahui dan menguasai ya," Habiburokhman menandasi.
-
Siapa yang ditawari menjadi Cawapres Prabowo? Demi Indonesia Gemoy, Ini Jawaban Lucu Cipung Ditawari Jadi Cawapres Prabowo Belakangan, dunia maya tanah air dihebohkan oleh kabar kocak yang menjadikan Rayyanza Malik Ahmad alias Cipung sebagai sosok Calon Wakil Presiden (Cawapres) dalam Pemilihan Umum 2024.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kenapa Prabowo bertemu Jokowi di Istana? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan.
Haedar menegaskan, yang akan disampaikan kedua calon presiden itu tentu bukan kampanye. Kendati Muhammadiyah tidak mengindahkan kalau keduanya sedang berkonsentrasi dalam Pilpres pada 17 April mendatang.
"Tapi kita santai, karena di situ bukan paparan visi dan misi. Karena kami bukan KPU (Komisi Pemilihan Umum), bukan kampanye. Tapi kita mengundang tokoh-tokoh itu, karena kita tidak bisa menepis kalau mereka sedang berkontestasi. Karena itu kita beri kesempatan berbagi pandangan dan pengalaman dan berdialog," urainya.
Sidang Tanwir Muhammadiyah, kata Haedar membahas thema utama tentang Beragama yang Mencerahkan. Guna memperoleh masukan, digelar empat seminar di empat Universitas Muhammadiyah.
Di UMM membahas tema tentang Agama dan Dakwah, di Uhamka Jakarta tentang Agama dan Pendidikan, di UM Solo tentang Agama dan Ekonomi dan di UM Yogjakarta tentang Agama dan Politik Kebangsaan.
Sementara Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd mengatakan tema Tanwir 'Agama yang Mencerahkan mengandung unsur imperatif atau memerintah. Yakni Muhammadiyah mengajak warganya untuk tidak sekadar menjadi warga yang beragama, melainkan beragama yang mencerahkan. Karena aksi ini merupakan bagian dari perintah agama Islam.
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain,” kata Fauzan mengutip sebuah hadist.
Fauzan juga menguatkan dengan hadits lainnya, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.”
Dua hadits tersebut, sebagai doktrin kemanusiaan yang tidak boleh dilupakan. Sampai-sampai Nabi menyebut, seminimal mungkin manusia berbuat baik dengan sesamanya melalui senyum.
“Bukan hanya sekadar senyum secara simbolik. Melainkan memberikan kedamaian kepada orang lain, memberikan kenyamanan kepada orang lain,” kata Fauzan.
Tema Tanwir dinilainya sarat akan makna menjunjung tinggi kemanusiaan, seperti tuntutan dan kehendak dalam Islam.
Dalam artian lain, sambung Fauzan, Muhammadiyah diajak bersama-sama untuk memperjuangkan pemartabatan bangsa ini. Yang saat ini, diungapnya, ditengarai adanya cara-cara beragama yang paradoks. Demikian Fauzan menekankan bahwa tugas manusia adalah khalifah atau wakil-wakil Tuhan di muka bumi.
"Tuhan Maha Pemaaf. Tuhan senantiasa memberikan kedamaian. Tuhan selalu berbuat baik tanpa perhitungan kepada makluk-makhluknya. Sifat-sifat ketauladanan itulah sebenarnya menjadi tanggung jawab kita semua. Persoalannya adalah, dunia, khususnya Indonesia tengah dihadapkan pada fenomena berkebalikan," ungkapnya.
Yakni, lanjut Fauzan, tidak menjadikan nilai-nilai dan norma-norma agama sebagai pijakan dalam mengimplementasikan kehidupannya. Sarasehan Kebangsaan yang digelar satu hari di UMM ini diharapkan Fauzan akan memberikan penyadaran kepada para peserta. Juga, dapat berdampak luas pada masyarakat.
Baca juga:
Haedar Nashir: Tahun Politik Cukup Menguras Energi
Gelar Sidang Tanwir, Muhammadiyah Undang Jokowi dan Prabowo
Rhoma Irama Berkeinginan Menyatukan NU dan Muhammadiyah
Indosat Dukung Program Pemberdayaan SDM PP Muhammadiyah
PDIP Dukung UGM Perjuangkan Nobel Perdamaian Untuk NU dan Muhammadiyah
Pemuda Muhammadiyah Diminta Tidak Mudah Percaya Tabloid Indonesia Barokah