Gempa 5,3 SR kembali guncang Lombok jelang subuh, terasa hingga Kota Mataram
Gempa bumi tersebut menyebabkan warga di Kota Mataram, berhamburan keluar rumah karena khawatir bangunan roboh. Zuhriatul, salah seorang warga Kelurahan Kebon Sari, Kota Mataram, mengaku kaget begitu merasakan guncangan ketika masih tertidur bersama anak-anaknya.
Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, kembali diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan 5,3 Skala Richter (SR), Selasa pukul 04.22 WITA atau 03.22 WIB. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,41 lintang selatan dan 116,52 bujur timur.
-
Kapan gempa Jogja terjadi? Peristiwa gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 menyisakan pengalaman traumatik bagi sebagian warga Yogyakarta, khususnya mereka yang tinggal di Kabupaten Bantul. Guncangan gempa yang begitu kuat menyebabkan banyak rumah runtuh.
-
Apa dampak yang ditimbulkan gempa di Gianyar? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung."Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh," kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Kapan gempa di Gianyar terjadi? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung."Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh," kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Di mana pantai populer di Lombok? Pantai Kuta Lombok merupakan salah satu pantai paling populer di Lombok.
-
Kenapa kodok gemuk itu ikut lomba lompat? Suatu hari, Bodor menyaksikan lomba lompat kodok di rawa tersebut. Dia sangat ingin ikut serta, meskipun temannya berkata bahwa dia terlalu gemuk dan pasti akan kalah. "Tidak masalah!" kata Bodor dengan semangat. "Aku akan menunjukkan kepada mereka bahwa keberanian dan ketekunan lebih penting daripada ukuran tubuh!"
-
Di mana Lodji Papak Juwangi berada? Bangunan tua itu dikenal dengan nama “Lodji Papak Juwangi” yang berlokasi di area Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Telawa, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali.
"Pusat gempa berada di darat pada jarak 12 kilo meter (km) arah barat laut Kabupaten Lombok Timur, pada kedalaman 12 km," kata Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (11/9).
Agus mengatakan, dampak gempa bumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap) BMKG dan informasi masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Utara II SIG-BMKG (V MMI).
Warga di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Kota Mataram, juga merasakan getaran hingga IV MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Agus.
Gempa bumi tersebut menyebabkan warga di Kota Mataram, berhamburan keluar rumah karena khawatir bangunan roboh.
Zuhriatul, salah seorang warga Kelurahan Kebon Sari, Kota Mataram, mengaku kaget begitu merasakan guncangan ketika masih tertidur bersama anak-anaknya.
"Saya langsung terbangun dari tidur dan keluar rumah sambil menggendong anak. Para tetangga juga berhamburan keluar rumah," tuturnya.
Ibu dua anak itu sebelumnya memilih tidur di tenda terpal yang dibangun di Jalan Majapahit, Kota Mataram, bersama anggota keluarganya. Hal itu dilakukan karena masih sering terjadi gempa susulan pada malam hari.
Namun, karena khawatir dengan kondisi kesehatan dua anaknya yang berusia 6 dan 3 tahun, ia dan suaminya memutuskan tidur di ruang tamu tanpa mengunci pintu dan gerbang rumah.
"Biar cepat keluar rumah kalau terjadi gempa disertai listrik padam," ucap Zuhriatul.
Berdasarkan data Aksi Cepat Tanggap (ACT) hingga 27 Agustus, rentetan gempa bumi berkekuatan di atas 6 hingga 7 Skala Richter yang terjadi sejak 29 Juli hingga 19 Agustus, menyebabkan sebanyak 564 orang meninggal dunia.
Bencana alam tersebut juga menyebabkan sebanyak 390.529 orang mengungsi. Selain itu, sebanyak 77.976 rumah dan ratusan tempat ibadah serta sekolah rusak berat. Kerugian diperkirakan mencapai Rp7,7 triliun.
(mdk/lia)