Giliran situs Badan Narkotika Nasional terkapar malam ini
http://bnn.go.id itu sama sekali tak bisa diakses sejak beberapa menit yang lalu. Diduga dihajar hacker.
Situs Badan Narkotika Nasional (BNN) tak berdaya malam ini. Berdasarkan pemantauan merdeka.com pada pukul 00:01 WIB (25/11), situs yang beralamat di http://bnn.go.id itu sama sekali tak bisa diakses sejak beberapa menit yang lalu.
Menurut informasi dari www.satus.ws, situs BNN mengalami dengan status -1 yang berarti server error. Belum diketahui secara pasti apa penyebab server situs tersebut down, tapi diduga karena serangan hacker.
Situs lain yang malam ini juga mengalami kendala adalah situs Bank Rakyat Indonesia Syariah. Situs BRI Syariah yang beralamat di www.brisyariah.co.id juga tidak bisa diakses. Sama seperti situs BNN, situs BRI Syariah mendapat status server error.
Jika ditelaah lebih jauh, situs BRI Syariah mengalami kendala di server di mana untuk server DNS server 202.78.195.170 tidak merespons. Bisa jadi memang server ini dimatikan atau mati dengan beberapa sebab, termasuk dikerjai peretas.
Situs BNN sendiri memang sudah beberapa kali down dalam beberapa hari belakangan ini, seperti tercatat di www.status.ws/bnn.go.id. Modus matinya situs BNN hampir sama dengan beberapa situs pemerintah yang down belakangan ini di mana catatan server name menghilang sehingga tidak bisa diakses. BNN sendiri menggunakan NS record ns1.bnn.go.id dan ns2.bnn.go.id.
Malam sebelumnya, situs kemdikbud.go.id dan situs Kepolisian RI yang tidak bisa diakses. Malam ini, situs yang sedang down adalah bos.kemdikbud.go.id. Sementara itu, belum diketahui secara pasti apakah hacker Indonesia akan melanjutkan penyerangan terhadap situs-situs pemerintah Australia atau tidak.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah situs Indonesia memang menjadi sasaran serangan hacker. Serangan terhadap situs Indonesia tersebut dilakukan bersamaan dengan serangan hacker Indonesia ke berbagai situs pemerintah Australia.
Setelah sebelumnya situs Kementerian Hukum dan HAM, PLN dan KPK yang menjadi sasarannya, disusul kemudian situs Garuda Indonesia dan pengelola bandara PT Angkasa Pura yang menjadi sasaran kemarahan para hacker.
Namun, baru saja situs PLN, KPK, Garuda Indonesia , dan Angkasa Pura sudah up dan bisa dibuka kembali, giliran situs Kemendag dan Kantor Pajak Kalbar yang down dan tidak bisa dibuka.
Beberapa kali, Anonymous Australia telah membantah bahwa mereka yang telah melakukan peretasan. Menkominfo Tifatul Sembiring sendiri juga menilai penyerangan terhadap situs-situs di Indonesia belum tentu bersal dari Australia, demikian juga sebaliknya, serangan hacker yang mengaku Indonesia belum tentu berasal dari Indonesia.
Baca juga:
Situs Polri lumpuh, hacker Indonesia sasar liberal.org.au
Indonesia seperti telanjang di mata Australia
Serangan hacker, kini giliran situs kemendikbud.go.id tumbang
Beredar nama DPO hacker di situs Pomdam Mulawarman
Kondisi dunia hacker di Indonesia saat ini dipertanyakan
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.