GP Ansor DIY pertegas dukungan terhadap Jokowi-JK
GP Ansor DIY juga mendorong pimpinan pusat menindak tegas Ansor Mojokerto yang memberi gelar penghormatan pada Prabowo.
Gerakan Pemuda Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta mempertegas dukungannya terhadap pasangan capres-cawapres Joko Widodo - Jusuf Kalla.
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Fairuz Ahmad kepada wartawan di Yogyakarta, mengatakan dukungan tersebut mengacu dan mempertegas hasil rapat koordinasi nasional (Rakornas) GP Ashor pada Mei 2014.
"Selain mengacu Rakornas, kami menilai pasangan Jokowi - JK lebih mampu menjamin terawatnya sendi-sendi Islam "Ahlussunnah Wal Jamaah" dan NKRI," kata Fairuz, seperti diberitakan Antara, Kamis (26/6).
Ia memandang Jokowi merupakan sosok pemimpin yang saat ini sesuai dengan aspirasi kehendak mayoritas rakyat.
Sementara JK merupakan satu-satunya calon yang merepresentasikan sebagai kader Nahdlatul Ulama (NU) di mana ia pernah menjabat sebagai Mustasyar (penasihat) pengurus PBNU.
Menurut dia, selain mendukung pasangan Jokowi - JK, lembaga di bawah NU itu juga siap untuk menjaga keamanan dan menciptakan suasana tertib demi kelancaran pilpres pada 9 Juli 2014.
Selain itu, GP Ansor DIY juga menyatakan sikap mendorong pimpinan pusat untuk menindak tegas sikap Barisan Serba Guna (Banser) GP Ansor Mojokerto yang menyelenggarakan apel siaga pada Selasa (24/6), dengan memberikan gelar kehormatan terhadap pasangan Prabowo - Hatta.
"Apel siaga serta pemberian dukungan terhadap pasangan nomor 1 tersebut ilegal karena tidak sesuai prosedur keorganisasian, sehingga kami mendorong pimpinan pusat memberikan sanksi tegas," ujarnya.
Menurut dia, dalam aturan keorganisasian, pemberian kehormatan tersebut juga merupakan kewenangan pimpinan pusat. "Pada dasarnya jika pimpinan wilayah ingin memberikan gelar kehormatan seharusnya juga meminta persetujuan pimpinan pusat," kata dia.
Pilpres pada 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Baca juga:
Kampanye lingkungan,Ansor-Walhi sepakat wujudkan 'Lampung Hijau'
7 Pesan politik SBY untuk GP Ansor
Sumpah setia NKRI, sekitar ribuan kader GP Ansor ucapkan sahadat
SBY ajak GP Ansor jaga NKRI dan perangi terorisme
GP Ansor tak mau bangsa Indonesia terpecah belah
-
Siapa yang dituduh oleh Jokowi telah menjegal pencalonan Anies di Pilgub Jabar? Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding," ujar Jokowi di RS Persahabatan, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Bagaimana Anies Baswedan menanggapi kekalahan Pilpres? "Mau perjalanan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun. Tapi jalan itu tidak akan pernah mengantarkan kepada puncak manapun," ujarnya."Tapi kalau kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap ... kita tahu hanya jalan mendaki yang mengantarkan pada puncak-puncak baru."
-
Apa yang menurut Jokowi merupakan urusan partai politik dalam proses pencalonan Anies Baswedan di Pilgub Jabar? Ya tapi kan itu urusan partai politik, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai politik," ucapnya.
-
Kenapa PKS menyarankan Jokowi mengundang Ganjar, Prabowo, dan Anies makan siang di Istana? Menurut Aboe, langkah tersebut menunjukkan sikap pemimpin yang bijak. "Saya sarankan Bapak Presiden yang terhormat, undanglah capres-capres yang Bapak anggap layak jadi presiden untuk makan siang sambil santai, ngobrol-ngobrol, curhat-curhat bersama, keren."
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.