Gubernur Aher sebut tidak semua siap sekolah lima hari
Selain faktor bangunan, kata Aher, sekolah di pedesaan belum tentu memiliki fasilitas yang baik untuk mendukung konsep sekolah lima hari. "Jadi mesti dikompromikan, bagaimana menyelesaikannya," ujarnya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta penerapan sekolah lima hari yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dikaji ulang. Meski konsep yang diusung dalam aturan tersebut memiliki tujuan baik, tapi pelaksanaannya justru menuai beberapa persoalan.
"Mungkin nanti ada tabrakan kepentingan.
Terutama pada sekolah yang fasilitas dan daya dukungnya tidak memungkinkan," kata pria yang akrab disapa Aher, di Bandung, Jumat (16/6).
Menurutnya, sekolah yang tidak memiliki daya dukung yang baik akan kesulitan menjalankan konsep tersebut. "Sehingga ini jadi persoalan," terangnya.
Dia mencontohkan, sekolah diniyah tingkat SD dan SMP sangat kerepotan karena banyak yang bangunannya menumpang ke sekolah umum.
"Ada tabrakan kepentingan bagi madrasah diniyah. Diniyah jadi hilang dong. Itulah ada benturan."
Selain faktor bangunan, kata Aher, sekolah di pedesaan belum tentu memiliki fasilitas yang baik untuk mendukung konsep sekolah lima hari. "Jadi mesti dikompromikan, bagaimana menyelesaikannya," ujarnya.
Oleh karena itu dia meminta para pemilik kebijakan untuk bisa mengkaji kembali wacana hal tersebut. Karena pro kontra saat ini masih terjadi.
"Jadi memang kalau banyak suara," tutup Aher.