Gubernur Koster Ingin Pariwisata Bali Rasa Bhutan, Sedikit Wisman tapi Berkualitas
Gubernur Koster mengatakan, bahwa wisman yang masuk Bhutan hanya dibatasi 400.000 wisman per tahun tetapi yang ingin berwisata ke Bhutan antre.
Gubernur Bali, Wayan Koster mempunyai mimpi menjadi pariwisata Pulau Dewata seperti Bhutan, sebuah negara kecil di Asia Selatan. Koster mengatakan di Bhutan, para pelancong dibatasi namun, berkualitas.
Gubernur Koster mengatakan, bahwa wisman yang masuk Bhutan hanya dibatasi 400.000 wisman per tahun tetapi yang ingin berwisata ke Bhutan antre.
-
Kenapa PKB mendukung Wayan Koster di Pilgub Bali? Ketua DPW PKB, Bali Bambang Sutiyono mengatakan, akan patuh terhadap pilihan DPP PKB untuk mendukung Wayan Koster."Saya patuh terhadap DPP, tetapi tanda-tandanya ke Pak Wayan Koster," kata Bambang, saat ditemui di acara Sekolah Pemimpin Perubahan (SPP) PKB Wilayah III di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (17/7).
-
Tarian apa saja yang ditampilkan oleh Kota Denpasar? Duta kesenian dan kebudayaan Kota Denpasar menyuguhkan tiga pementasan, yakni Tari Legong Tri Sakti, Tari Baris, dan Tari Barong Ket Prabhawaning Bharuang pada malam pementasan budaya serangkaian Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Kamis (24/8).
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Di mana Desa Wisata Nusa berada? Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id, Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat.
-
Apa yang diharapkan dari pungutan wisatawan asing di Bali? Rektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali. Terkait hal itu, Rektor Universitas Udayana Ngakan Putu Gede Suardana berharap, pungutan akan dibarengi dengan peningkatan kualitas pariwisata Bali.
"Idealnya kalau saya menginginkan seperti di Bhutan. Di Bhutan itu diberlakukan setahun hanya 400.000 yang masuk ke Bhutan, itu syaratnya ketat sekali. Dia harus membawa uang minimum sekian dollar dan ada uang yang dijaminkan selama sekian hari di Bhutan. Dan tambah hari, tambah banyak jaminannya," kata Koster, di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali, Selasa (3/7).
Ia juga menyebutkan, bahwa di Bhutan kalau diceks kearifan lokalnya mirip seperti Bali, yang sangat menghormati alamnya menjaga kualitas udaranya, kualitas lingkungannya, dan juga kualitas kehidupannya tidak bisa dikunjungi wisatawan yang berlimpah.
"Tetapi dengan menerapkan kuota yang sangat ketat ini, orang ke Bhutan antre perlu waktu satu tahun untuk datang ke Bhutan. Nah menurut saya, kalau Bali mau kita jadikan surganya dunia wisatawan mancanegara dari berbagai negara di Bali ini mestinya kita jauh dari perilaku-perilaku yang tidak sopan," ujarnya.
Ia mengatakan, bahwa Bali akan dibuat mirip seperti Bhutan tetapi tidak seluruhnya dan dengan pertimbangan yang cermat dan rasio,"Tidak persis seperti di Bhutan tapi kita mempertimbangkan secara rasional dan cermat kondisi kita di Bali," jelasnya.
Sementara, untuk kuota wisman yang masuk ke Pulau Dewata mirip seperti di Bhutan tetapi tidak pada angka yang definitif namun batasnya adalah wisman yang berkualitas,"Mirip-mirip itu tapi tidak pada angka yang definitif, tapi pada batasan wisatawan yang datang ke Bali harus yang berkualitas," ujarnya.
Gubernur Koster juga menegaskan, bahwa alasannya ingin seperti Bhutan agar wisman yang datang ke Bali lebih berkualitas dan tidak membuat masalah.
Target 5 Tahun Bali Nol Kemiskinan
Sementara itu, untuk domestik sendiri, Koster menargetkan Bali nol kemiskinan dalam 5 tahun ke depan.
"Kita terus terang saja, ini yang harus kita dorong adalah angka kemiskinan di Bali ini supaya mencapai nol. Sebelum Covid-19 kemiskinan di Bali mencapai 1,9 persen, kira-kira ratusan ribu penduduk, lima tahun ke depan saya kira paling lambat, kita harus bisa mewujudkan nol persen kemiskinan," kata Koster.
Untuk merealisasikannya, Koster telah menggandeng seluruh kabupaten dan kota di Bali. Nantinya, mereka diminta untuk memetakan kemiskinan di tiap daerahnya.
"Siapa orangnya, di mana tempatnya, berapa keluarganya, bagaimana rumahnya, bagaimana kondisi kehidupannya, saya kira ini bisa kita lakukan secara bersama-sama," ujarnya.
"Dan kita petakan dengan baik, saya melihat Kabupaten Gianyar punya peta kemiskinan yang sangat baik, lengkap sekali dengan fotonya. Saya kira itu, bisa dijadikan model untuk semua kabupaten dan kota di Bali, sehingga semua kebijakan yang berorientasi pada penanganan kemiskinan dan anak yatim piatu itu kita perlu kelola lebih baik lagi. Dan menurut saya untuk di Bali tidak perlu terlalu lama, asal ini dijadikan prioritas ke depan," lanjutnya.
"Yang yatim piatu itu masalah lain, saya kira ini perlu didata dan menjadi kewajiban kita sesuai konstitusi, itu harus kita atasi. Memang selama ini kita belum fokus untuk menangani masalah ini. Saya kira yatim piatu harus kita urus, mungkin tidak hanya yatim piatu. Kehidupan yang lain harus kita urusin, yang terlantar kan bukan hanya anak yatim piatu," ujarnya.