Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Karena Ada Akumulasi Gas
Hanik menjabarkan awanpanas letusan masih berpotensi kembali terjadi. Hal ini disebabkan karena aktivitas Gunung Merapi masih terus terjadi.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menerangkan akumulasi gas di Gunung Merapi menjadi penyebab terjadinya awan panas letusan. Adanya akumulasi gas ini bisa menyebabkan sewaktu-waktu terjadinya awan panas letusan.
"Penyebabnya akumulasi gas karena saat ini Merapi masih proses terus ya masih hidup. Merapi ini masih hidup jadi proses terus terjadi akumulasi gas bisa terjadi dan sewaktu-waktu bisa meletus seperti itu," ujar Hanik di BPPTKG Yogyakarta, Senin (14/10).
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Bagaimana cara menjelajahi area sekitar Gunung Merapi? Lava Tour Merapi merupakan salah satu wisata Merapi yang menawarkan petualangan menyusuri area sekitar Gunung Merapi. Ada banyak agen wisata yang membuka Lava Tour Merapi. Biasanya paket Lava Tour Merapi berupa berkeliling area bekas letusan Merapi lengkap dengan Jeep dan pemandu.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi pada Rabu dini hari? Gunung Merapi bergejolak lagi. Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
Hanik menjabarkan awanpanas letusan masih berpotensi kembali terjadi. Hal ini disebabkan karena aktivitas Gunung Merapi masih terus terjadi.
Hanik menambahkan awan panas letusan Gunung Merapi ini menyebabkan material abu vulkanik terbang terbawa angin hingga ke daerah Magelang, Jawa Tengah.
"Sisi barat lebih banyak ya (abunya). Jadi kaya di daerah Magelang, Muntilan sisi barat, barat daya barat laut. Arah ke timur ada tapi kecil dan jaraknya dekat merapi. Abu yang perlu diingat karena tergantung kecepatan dan arah angin. Selatan tidak (ada sebaran abu)," papar Hanik.
Hanik menerangkan awan panas yang terjadi 14 Oktober 2019 memiliki karakteristik yang sama dengan awan panas yang terjadi pada 22 September 2019 yang lalu. Hanya saja saat 22 September 2019, tinggi kolom awan panas letusan hanya 800 meter dari puncak Gunung Merapi.
"Rekomendasi dari kami masih sama jarak 3 Km tidak ada aktivitas Merapi. Dimohon masyarakat tidak panik tidak mengikuti berita-berita yang kurang tepat tolong ikuti berita dari kami. Kami akan memberikan informasi secara menerus kepada masyarakat," pungkas Hanik.
Baca juga:
Merapi Erupsi, Dusun Stabelan Boyolali Diguyur Hujan Abu
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas dengan Tinggi Kolom 3000 Meter
Berstatus Waspada, Gunung Merapi Alami Tujuh Kali Gempa Guguran
Mengalami 4 Gempa Guguran, Gunung Merapi Masuk Level Waspada
Gunung Merapi Kembali Semburkan Awan Panas