Gunung Semeru Mengalami 28 Kali Letusan Selama 6 Jam
Gunung Semeru kembali mengalami peningkatan aktivitas vulkanik pada Selasa, (22/11). Selama enam Jam, gunung tertinggi di Jawa itu mengalami 28 kali letusan.
Gunung Semeru kembali mengalami peningkatan aktivitas vulkanik pada Selasa, (22/11). Selama enam Jam, gunung tertinggi di Jawa itu mengalami 28 kali letusan.
Petugas pos pantau Gunung Api Semeru, Liswanto menyampaikan Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 05.03 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 600 meter di atas puncak.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Dimana erupsi Gunung Semeru terjadi? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Bagaimana bukti bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi? PenelusuranCek Fakta merdeka.com melakukan penelusuran melalui Google Image dan menemukan bahwa video yang beredar merupakan video yang diunggah oleh akun Youtube Imam Budiman pada tanggal 27 Juli 2019.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
Dari pengamatan visual pos pantau, abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 58 detik," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/11).
Sementara itu cuaca cerah disertai angin bertiup lemah ke arah utara dengan suhu udara 20-21 derajat celcius.
Selain terjadi erupsi, pihak pos pantau juga mencatat terjadi sebanyak 28 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 50-110 detik.
Dua kali gempa guguran dengan amplitudo 5-6 mm dan lama gempa 25-35 detik. Satu kali gempa embusan dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 25 detik dan 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 34 mm, S-P 17 detik dan lama gempa 100 detik.
Peningkatan aktivitas itu terjadi selama periode pukul 00:00-06:00 WIB atau selama enam jam.
Lebih lanjut, atas peningkatan aktivitas tersebut, Liswanto mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak kawah atau pusat erupsi.
Selain itu, warga juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Api Semeru mengingat hingga saat ini masih dalam status siaga level III.
"Ini karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar dari aktivitas Semeru," ujarnya.
Sementara itu, bagi masyarakat di sekitar area Curah Kobokan diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
(mdk/cob)