Gunung Semeru seperti pasar malam, sampah pendaki menumpuk 1,5 ton
Tiga truk sampah dikerahkan untuk membersihkan sampah para pendaki.
Liburan panjang pada akhir pekan lalu membuat Gunung Semeru diserbu wisatawan. Namun mirisnya, para pendaki ini malah meninggalkan sekitar 1,5 ton sampah yang menumpuk di Pos Ranupani.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBS) Ayu Dewi Utari mengatakan, ada tiga truk sampah yang dikumpulkan oleh petugas. Sampah-sampah itu dari kegiatan warga yang selama tiga hari berkemah di Ranupani.
"Ada tiga truk yang digunakan. Masing-masing truk membawa sampah antara 400-500 kilogram," kata Ayu kepada wartawan, Senin (18/5).
Sejak pendakian dibuka kembali pada 1 Mei 2015 lalu, kata Ayu, jumlah peminat yang ingin mendaki gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa ini membeludak. Namun pihak TNBTS tetap memberlakukan kuota pendakian hanya 500 orang per hari.
Akhir pekan lalu, tanggal 14-16 Mei kuota yang disediakan sangat penuh. Sehingga ada 500 orang pendaki menunggu di Ranupani, 500 lainnya berkemah di Ranu Kumbolo atau Kali Mati, dan 500 orang turun ke Ranupani. Pembatasan pendaki ke Semeru ini diberlakukan sejak Mei 2014 untuk menjaga kelestarian kawasan.
Salah satu pendaki yang ditemui di Stasiun Kota Baru, Kota Malang, Bakhtiar mengungkapkan rute pendakian ke Semeru pada liburan kemarin seperti pasar malam.
Bakhtiar yang beristirahat di depan stasiun, mengaku harus menempuh perjalanan selama 6 jam dari pos Ranupani menuju Ranukumbolo. Padahal biasanya ditempuh antara 3-4 jam saja.
"Rutenya sudah seperti pasar malam saja sehingga tak bisa leluasa bergerak maju," kata Bakhtiar, yang akan balik ke Cimahi.