Gus Dur jawab kritik pakai jurus Sepak Bola
"Bukan hanya gaya Catenaccio, tapi juga gaya hit and run," kata Gus Dur.
Gus Dur memang cerdik bin unik. Dia memiliki banyak cara untuk menjawab kritik-kritik politik yang ditujukan pada dirinya, terutama saat menjabat presiden RI. Bahkan, cara itu terkadang dinilai nyeleneh. Misalnya ketika dia menjawab tulisan Sindhunata, judulnya: Surat Buat Gus Dur pada 7 Juni 2000 dan tulisan: Catenaccio Politik Gus Dur pada 16 Desember 2000.
Dalam dua tulisan itu, Sindhunata yang juga akrab disapa Romo Sindu, waktu itu memberi masukan dan kritikan soal gaya pemerintahan Gus Dur, tatkala masih menjabat sebagai presiden RI. Sindhunata merupakan wartawan senior olahraga. Dia menulis kritikan dengan gaya bahasa dan istilah sepak bola.
Apa jawaban Gus Dur? Uniknya, dia menanggapi tulisan Romo Sindu dengan gaya tulisan sama berjudul: Catenaccio Hanyalah Alat Berat, pada 18 Desember 2000, atau dua hari setelah tulisan 'Catenaccio Politik Gus Dur' dimuat. Gus Dur dan Sindhunata sama-sama menggunakan tak-tik dan strategi permainan Total Football, Catenaccio, hingga hit and run, sebagai dasar pijakan analisa kondisi pemerintahan dan politik dalam negeri.
Kata Romo Sindhu, Gus Dur seperti Johan Cruyff. Sistem Cruyff menuntut pemain berkemampuan tinggi. Pemain kelas rata-rata tak mungkin efektif memainkannya. Tak heran jika Cruyff sering tak dimengerti pemainnya. Gus Dur, dalam pandangan Romo Sindhu, setali tiga uang dengan Cruyff.
Menurut dia, Gus Dur ingin memainkan Total Football yang bertempo tinggi dan terbuka bagi pemerintahannya, tetapi "kesebelasannya" tak mampu memainkannya, karena pemainnya hanya dari kelas rata-rata. "Dur, sebagai pemikir, hebat dalam tataran konsep dan ide. Namun berhubung sistemnya selalu kreatif dan berkembang, sehingga tidak mudah dipelajari."
Namun Gus Dur punya analisa berbeda. Dia juga meminjam istilah Catenaccio untuk menyebut gaya pemerintahannya. Catenaccio, kata Gus Dur, adalah keserempakan gaya pertahanan yang kokoh tapi lincah. Begitu juga dengan gaya pemerintahan, menuntut dia harus seperti gaya dan seni dalam sepak bola. Ada visi, ada antisipasi, ada respons.
"Bukan hanya gaya Catenaccio, tapi juga gaya hit and run. Ada defensi dan ofensi, namun senantiasa sebagai tim yang kompak," kata Gus Dur menjelaskan strategi pemerintahannya.
Sepertinya orang Indonesia yang maniak bola, boleh berbangga punya mantan presiden yang gila bola. Konon, saat Presiden Brasil Fernando Henrique Cardoso melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, selain bicara soal ekonomi, sosial, dan politik Brasil, Gus Dur juga bertanya tentang sepak bola.