Hari Terakhir Menjabat, Bupati Jember Faida Belum Tinggalkan Rumah Dinas
Di hari terakhir tersebut, Faida mengisinya dengan memberikan sertifikat penghargaan kepada beberapa mal dan Gereja yang dianggapnya menjadi contoh pelaksanaan adaptasi kenormalan baru.
Hari Selasa (16/2) menjadi hari terakhir Bupati Faida Faida menjabat. Mulai Rabu (17/2), jabatan bupati Jember akan berganti. Namun dari pantauan merdeka.com, tidak ada tanda-tanda Faida akan meninggalkan rumah dinasnya, yakni Pendopo Wahyawibawagraha, yang sudah ia huni selama lima tahun terakhir.
Di hari terakhir tersebut, Faida mengisinya dengan memberikan sertifikat penghargaan kepada beberapa mal dan Gereja yang dianggapnya menjadi contoh pelaksanaan adaptasi kenormalan baru.
-
Kapan Raden Adipati Djojoadiningrat menjabat sebagai Bupati Rembang? Mengutip laman Potolawas, Raden Adipati Djojoadiningrat diketahui menjabat sebagai Bupati Rembang ke-7.
-
Bagaimana pengaruh Presiden Jokowi pada Pilkada Jateng? Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh," imbuh dia.
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
"Ini adalah hari terakhir saya. Saya juga meminta kepada pengelola mall dan juga teman-teman gereja, untuk menjaga lingkungannya agar tetap mematuhi protokol kesehatan," ujar Faida dalam pidatonya.
Namun, setelah acara, Faida memilih menghindar dari wartawan yang ingin mewawancarainya. Karena Faida enggan menemui wartawan, keterangan kemudian diberikan oleh Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Jember, Gatot Triyono yang selama ini kerap menjadi juru bicara bupati.
"Benar, hari ini adalah hari terakhir beliau bertugas. Dan penyerahan sertifikat tadi adalah agenda terakhir beliau. Untuk malamnya, tidak ada agenda apa-apa, berdasarkan informasi terakhir yang saya terima," ujar Gatot.
Meski demikian, Faida belum akan pindah dari rumah dinasnya tersebut. Faida juga belum mengucapkan atau menggelar perpisahan dengan jajarannya di Pemkab Jember.
"Sejauh ini belum ada perpisahan. Juga tidak ada pesan terakhir yang disampaikan beliau kepada jajaran pegawai Pemkab. Untuk pindah dari rumah dinas, mungkin besok, akan ada serah terima kepada Plh (Pelaksana Harian) bupati Jember," jelas Gatot.
Pelantikan bupati dan wabup Jember yang baru, yakni Hendy Siswanto dan Muhammad Balya Firjaun Barlaman, dipastikan akan ditunda dari rencana semula pada Rabu (17/02).
Penundaan dikarenakan Pemprov Jatim dan Kemendagri menginginkan pelantikan untuk 19 kepala daerah hasil Pilkada 2020, dilakukan serentak. Sementara, saat ini masih ada tiga daerah, yang perselisihan hasil Pilkadanya, sedang disidangkan di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Hasil video conference, rapat dengan Kemendagri kemarin, penundaan ditunda sehingga ditunjuk Pelaksana Harian (Plh) Bupati, mungkin sampai sekitar tanggal 26 Februari 2021," ujar Gatot.
Sebelumnya, Ketua DPRD Jember, Itqon Syauqi menyebut, Plh Bupati Jember akan dijabat oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jember, berdasarkan inforamsi yang ia terima dari Pemprov Jatim.
Namun, dalam konteks, terjadi simpang siur. Sebab, saat ini ada setidaknya dua "versi" Sekda Jember. Yakni Mirfano sebagai Sekda definitif yang diakui oleh Pemprov Jatim, namun berupaya dipecat oleh bupati Faida. Sebagai gantinya, Faida menunjuk Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Bappekab), Achmad Imam Fauzi sebagai Plh Sekda Jember. Saat ditanyakan tentang dua versi sekda itu, Gatot hanya tersenyum. "Hahaha," jawab Gatot.
Wabup Muqit Tinggalkan Rumah Dinas
Langkah Faida di pengujung jabatannya itu kontras dengan yang dilakukan oleh pasangannya, Wakil Bupati Jember, KH Abdul Muqit Arief. Muqit diketahui telah boyongan alias meninggalkan rumah dinasnya pada Jumat (12/02) lalu, bertepatan dengan hari libur nasional Imlek.
Meski sudah tidak menempati rumah dinas sejak akhir pekan lalu, Muqit masih tetap berkantor di Pemkab. "Hari Selasa ini, Pak Wabup mengisi kegiatan antara lain tadi berpamitan dengan Dharma Wanita," ujar Gatot.
Langkah Muqit mendahului boyongan itu, untuk memberi kesempatan agar ada persiapan untuk serah terima dan bersih-bersih, agar rumah dinas Wabup Jember bisa ditempati wabup selanjutnya, yakni KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman.
"Jangan sampai ada barang inventaris milik negara, yang terbawa ke dalam barang yang saya bawa ke rumah pribadi," ujar salah satu pegawai protokoler di rumah dinas Wabup Jember, menirukan pesan Muqit.
Muqit pada hari Jumat itu lalu pulang ke rumah pribadinya, yakni di Pondok Pesantren Al-Falah yang ada di Desa Karangharjo, Kecamatan Silo, sebuah desa di pelosok utara Jember. Dalam beberapa kali kesempatan, Muqit memang mengaku sudah rindu dengan aktivitasnya sebelum terjun ke dunia politik. Yakni mengajar para santri.
Kedatangan Muqit langsung disambut haru oleh para santri dan warga setempat. Tak sedikit warga yang menangis haru menyambut Muqit.
"Yah, walaupun masa dinas saya baru berakhir 17 Februari mendatang, tapi saya pulang hari ini. Saya terima kasih sekali kepada yang mengantar saya untuk kembali ke desa saya ini," ujar Muqit saat diminta menyampaikan sambutan di hadapan para warga desa dan santri serta para simpatisannya.
Muqit mengaku terharu atas sambutan para warga dan simpatisannya itu. Ia juga teringat momen lima tahun lalu, saat awal menjabat sebagai Wabup. "Lima tahun lalu, saya diantar dari desa ke kota untuk menjadi wabup. Sekarang saya kembali pulang, menjadi rakyat kecil lagi. Saya sangat berterima kasih. Semoga ikatan persaudaraan ini akan erat hingga di akhirat nanti," ujar Muqit yang disambut antusias warga dan simpatisan.
Kepada para pendukungnya, Muqit juga meminta mereka untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Yakni menjaga jarak dan tetap memakai masker.
"Saya sebagai manusia, punya banyak kekurangan. Mohon maaf atas segala kekurangan saya. Sekarang, saya sudah menjadi rakyat jelata lagi, tapi kita masih bersaudara. Terima kasih sekali," ujar alumnus Pondok Pesantren An-Nuqoyah, salah satu pesantren tertua yang ada di Madura ini.
Beberapa pejabat dan tokoh masyarakat turut mengantar kepulangan Muqit kemarin. Diantaranya adalah Rektor IAIN Jember, Prof Babun Suharto dan Ketua Ikatan Alumni An-Nuqoyah (IAA) Jember, Muhammad Musliem.
Baca juga:
PDIP Pilih Jadi Oposisi, Siap Kritisi Bupati dan Wakil Bupati Jember Terpilih
Wabup-Sekda Jember Pimpin Mosi Tak Percaya, Ini Reaksi Bupati Faida
Wabup Jember Pimpin Aksi Mosi Tak Percaya pada Bupati Faida di Kantor Pemda
Usai Kalah Pilkada, Bupati Jember Dikabarkan Mutasi Sejumlah Pejabat
KPU-Bawaslu Jember Disidang Terkait Dugaan Pelanggaran Syarat Dukungan Bupati Faida
Wabup Jember Blak-Blakan Akui Ditekan Bupati dan Pejabat Kejaksaan