Harimau Muncul, Camera Trap Dipasang di Hutan Gunung Sibayak
Harimau awalnya terlihat petugas retribusi di pos pendakian Gunung Sibayak pada 29 Agustus 2020. Keesokan harinya, warga yang sedang mencari tanaman obat di hutan itu juga melihat satwa dilindungi itu. Sebulan kemudian, tepatnya 30 September 2020, harimau kembali terlihat.
Seekor harimau (Panthera tigris sumatrae) muncul di hutan Bukit Barisan, tepatnya sekitar kaki Gunung Sibayak, Karo, Sumut. Kamera trap pun dipasang di kawasan itu untuk mengantisipasi konflik dengan manusia.
Harimau awalnya terlihat petugas retribusi di pos pendakian Gunung Sibayak pada 29 Agustus 2020. Keesokan harinya, warga yang sedang mencari tanaman obat di hutan itu juga melihat satwa dilindungi itu.
-
Apa yang mengancam kelestarian Harimau Sumatera di habitat aslinya? Kerusakan ini karena pembalakan liar serta pembukaan hutan untuk lahan perkebunan, " kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Senin (27/3).
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Mengapa Harimau Sumatera sangat dihormati di sejumlah daerah di Sumatera? Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua.
Sebulan kemudian, tepatnya 30 September 2020, harimau kembali terlihat. Kali ini si belang tampak mengejar mobil pengunjung yang sedang melintasi jalan yang membelah hutan di kaki Gunung Sibayak.
Unit Pelaksana Tugas (UPT) Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan langsung menindaklanjuti laporan kemunculan harimau ini. Kepala UPT Tahura Bukit Barisan, Ramlan Barus, menyurati Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut untuk membantu menangani konflik dengan satwa dilindungi ini.
"Kita minta tolong pasangi kamera trap sama BBKSDA," katanya, Rabu (14/10).
Staf UPT Tahura Bukit Barisan, Ashido ASM Munthe, menambahkan, lokasi penampakan harimau itu memang berada di hutan.
"Bukan di permukiman. Lokasinya sebelum pos pendakian, masih di jalan jalur wisata yang membelah Hutan Tahura. Itu memang hutan, memang rumahnya, ke atasnya sudah Taman Nasional Gunung Leuser," ujarnya.
Dia memaparkan, warga sekitar mengaku sejak lama melihat harimau di kawasan itu. Namun sebelumnya tidak pernah ada laporan konflik dengan manusia. Masyarakat juga menghormati keberadaan harimau.
"Nggak pernah mengganggu, asalkan kita tidak takabur dan berbuat macam-macam, namanya juga di hutan," ungkap Ashido.
Setelah laporan kemunculan harimau belakangan ini, Ashido menambahkan, mereka rutin melakukan patroli, khususnya pada malam hari. Petugas juga menyiapkan petasan untuk mengusir harimau, agar pendaki yang naik ke puncak Gunung Sibayak lebih nyaman.
Ashido memaparkan, Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia, sudah memasang tiga camera trap di kawasan itu.
"Nantinya akan ditambah jika situasi semakin berkembang," jelasnya.
(mdk/lia)