Hati-hati, Banyak Penipuan Berkedok Gandakan Uang
Penipuan dengan modus menggandakan uang marak terjadi. Masyarakat harus waspada dengan modus penipuan ini
Memiliki uang yang berlimpah harus melalui usaha dan kerja keras. Namun, masih ada saja masyarakat yang mudah percaya dengan iming-iming panen uang dengan cara instan. Padahal, cara itu tidak bisa dibenarkan. Alhasil, mereka mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Umumnya, mereka yang mengaku sanggup menggandakan uang yakni dukun atau orang 'pintar'. Mereka menyasar orang-orang yang sedang terbelit utang. Namun ternyata, penggandaan uang hanya kedok untuk menipu orang lain. Hati-hati, banyak penipuan berkedok bisa menggandakan uang. Berikut kasus penipuan dengan modus bisa menggandakan uang yang dikumpulkan merdeka.com:
-
Apa itu 'uang perahu'? Uang perahu adalah uang yang diberikan seorang calon wakil rakyat kepada partai politik agar orang tersebut dapat dicalonkan menjadi wakil rakyat seperti menjadi calon legislatif, bupati, walikota, dan lain-lainnya.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Bagaimana modus dukun itu dalam mengedarkan uang palsu? SR kemudian masuk ke dalam kamar dan mengganti uang tersebut dengan uang palsu. Selanjutnya SR meminta agar uang itu dilarung ke laut sebagai bentuk ritual buang sial.
-
Kenapa dukun itu mengedarkan uang palsu? Ia mengaku sudah menyebarkan uang palsu tersebut kepada dua orang yang di wilayah Doplang, Kabupaten Blora dan Malang.
-
Kenapa penipu itu kaget saat ditanya tentang uang? “Mana uangnya?” tanya Marjono. Mendengar pertanyaan tersebut, anehnya pria itu justru kaget. Padahal sebelum transaksi seharusnya pria tersebut sudah menyerahkan uang nominal yang hendak dikirim.
-
Di mana 'uang perahu' sering terjadi? Didapati salah satu calon membayar Rp 5 miliar kepada partai politik untuk dapat dicalonkan sebagai wakil rakyat dari partai tersebut.
Uang Ditukar Bantal dan Keramik
Modus orang "pintar" bisa menggandakan uang terjadi di Desa Sumber jati, Sempolan, Jember, Jawa Timur. Empat pelaku bernama Rudy Rahmat Nenggolan warga Sibolga, Sumatera Utara, Andriono warga Ambon, Ahmad Firman dari Jember dan Hadri atau Toni dari Jember. Keempatnya punya tugas berbeda, dan menyasar pada orang yang sedang terlilit utang. Sebab, orang-orang semacam ini, biasanya cenderung menginginkan jalan pintas.
Dalam kasus ini, komplotan tersebut berupaya meyakinkan korbannya dengan mengaku bisa menggandakan uang hingga 10 kali lipat. Korban terpikat hingga menyetorkan uang sebesar Rp650 juta. Uang tersebut lalu ditaruh di sebuah koper. Oleh para pelaku, koper berisi uang itu diam-diam ditukar koper dengan merek dan warna yang sama.
Di dalam koper milik para pelaku diisi dengan bantal dan keramik. Korban diminta tidak membuka koper sampai waktu yang telah ditentukan. Namun, karena penasaran, korban nekat membuka koper sebelum waktunya.
Korban terkejut lantaran uangnya yang berjumlah setengah miliar lebih itu sudah berubah menjadi bantal dan keramik.
"Jadi seolah-olah mereka bisa menyulap ya seolah-olah menggandakan uang dan ternyata disulap berubah menjadi keramik," jelas Barung.
Ritual ala Dukun
Bermodal tumpukan uang pecahan mainan Rp 100.000 dan ritual magis, Sugiyono (50), warga Desa Karangsentul Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga melakukan tindak penipuan. Modus dapat menggandakan uang yang disebutnya karomah, Sugiyono menipu YP, warga Bale Endah Bandung dengan nilai Rp2,8 miliar.
AKBP Djoko Julianto yang saat itu menjabat sebagai Kapolres Cilacap menjelaskan, kasus ini terungkap setelah YP membuat laporan ke polisi. Pada YP, Sugiyono menjanjikan uang yang dimiliki korban bisa dia gandakan. Saat itu, YP memberikan uang 150 juta. Dijanjikan uangnya menjadi Rp 1,8 miliar.
"Pelaku dengan kata-kata manis mempengaruhi korban yang saat itu sedang mengalami masalah keuangan karena usahanya yang lagi bermasalah," kata Djoko, Rabu (18/10/2017).
Korban pertama kali memberikan uang untuk digandakan di indekos pelaku di Jl Dr Sutomo, Cilacap. Korban sempat diajak pelaku melakukan ritual menggandakan uang dengan menarik uang karomah. Ritual yang dilakukan menyembelih kambing serta bacaan wiritan yang diajarkan oleh pelaku.
"Untuk meyakinkan, korban sempat diajak ke kamar ritual dan diperlihatkan tumpukan uang pecahan mainan Rp 100.000 di dalam peti," jelasnya.
Setelah korban mentransfer uang hingga total Rp 2,8 miliar, nyatanya uang karomah atau uang hasil penggandaan yang dijanjikan oleh pelaku tidak kunjung datang. Merasa tertipu, korban akhirnya melapor. Pelaku ditangkap pada hari Senin (16/10/2017) di sebuah rumah kontrakan di Desa Pucung Kidul Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Di rumah tersebut, ditemukan ruang atau kamar tempat ritual. Ditemukan pula peti terbungkus kain warna putih berisi uang mainan tertata di atas triplek kayu.
Dukun Abal-Abal
Juhri (54), dukun abal-abal dari Kampung Lontar RT 06 RW 10, Desa Kali Baru, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, akhirnya ditangkap karena menipu hingga Rp100 juta. Juhri alias Mbah Gelung mengaku bisa melipatgandakan uang kepada para korbannya.
"Berawal dari laporan korban yang telah merasa tertipu, setelah menyetorkan uang senilai Rp 100 juta kepada pelaku," kata Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Harry Kurniawan, Selasa (11/12/2018).
Pelaku yang bekerja sebagai buruh di salah satu perusahaan di Kabupaten Tangerang itu mengaku terdesak kebutuhan ekonomi hingga akhirnya melakukan penipuan kepada korban. "Baru kali ini saya melakukan hal ini, karena kebetulan ada yang percaya juga," kata Mbah Gelung.
Harry menjelaskan, ketika itu, korban yang ingin membuka usaha kekurangan modal. Korban tanpa sadar kemudian mendatangi pelaku yang didengar bisa menggandakan uang. Namun, setelah diminta mengirim uang beberapa kali hingga mencapai Rp100 juta lebih, pelaku sering menghilang.
Uang Jadi Kertas Kosong
Polisi meringkus dua orang petani yang mengaku bisa menggandakan uang hingga miliaran rupiah di Kota Pekanbaru, Riau. Keduanya warga asal Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) bernama Ismail (50) dan Ahmad (32).
"Penangkapan ini berdasarkan laporan korban, ada tiga orang yang melapor tertipu oleh dua dukun palsu ini," ujar Kanit Reskrim Polsek Limapuluh Iptu Abdul Halim, Senin (3/12/2018).
Salah satu korban, Andre Antoni mengaku ditipu oleh Ismail pada pertengahan Oktober 2018 lalu. Korban yang merupakan warga Pekanbaru mengenal kedua tersangka ketika berada di NTB. Kemudian Andre mengajak tiga temannya, yaitu Rydo Setiawan, Isnaini Herawati dan Helmiyani. Akhirnya uang berhasil terkumpul hingga Rp 149 juta. Uang tersebut diserahkan korban ke Ismail.
Kemudian, Ismail melancarkan aksinya. Dia menyusun strategi dan melakukan sebuah ritual layaknya seorang dukun profesional. "Pelaku menjanjikan bisa menggandakan uang 4 hingga 5 miliar dari uang yang diserahkan korban sebanyak Rp149 juta," ujar Halim.
Agar korbannya percaya, pelaku menggunakan kardus, kain putih dan hitam, botol air mineral, gulungan kertas panjang, plastik berisikan kapur, daun sirih, benang, jarum, pinang dan tisu serta dupa sebagai peralatan untuk ritual.
"Saat ritual berlangsung, uang seolah-olah dimasukkan ke dalam kardus yang ditutup dengan kain putih dan hitam. Kotak itu baru bisa dibuka seminggu setelah ritual," kata Halim.
Para korban pun langsung pulang usai ritual dilakukan di sebuah hotel. Namun karena penasaran, korban membuka kotak tersebut. Ternyata isi kotak tersebut adalah kertas biasa. Kemudian uang yang disetor ke pelaku, malah dibagi dua dengan sesama pelaku.
(mdk/dan)