Helikopter sisir Danau Toba di hari ke-9 pencarian kapal KM Sinar Bangun
Ketiga helikopter tersebut akan diterbangkan dari Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara untuk menyisir perairan Danau Toba.
Pencarian penumpang dan kapal KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara masih terus berlangsung. Kini, di hari kesembilan pencarian, petugas mengerahkan helikopter guna menyisir danau terluas kedua di dunia setelah danau Victoria di Afrika tersebut.
Di sela-sela pencarian di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara Riyadil Akhir Lubis mengatakan, helikopter yang dioperasikan itu milik Basarnas, PT Jafpa yang mengelola keramba di Danau Toba, dan milik Polri.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Ketiga helikopter tersebut akan diterbangkan dari Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara untuk menyisir perairan Danau Toba.
"Awalnya, helikopter itu mau disiagakan di posko utama, tapi lokasinya kurang kondusif," katanya, Selasa (26/6).
Selain helikopter, kata Riyadil, proses pencarian juga dilakukan dengan mengerahkan kapal dan perahu untuk menyisir permukaan Danau Toba.
Selain peralatan yang dimiliki Basarnas, pencarian juga dengan memanfaatkan sembilan kapal dari Pemkab Samosir, serta perahu dari BPBD Sumatera Utara dan kabupaten/kota.
Seperti diberitakan Antara, selama delapan hari pencarian, tim gabungan telah menemukan sejumlah material yang diduga milik penumpang KM Sinar Bangun.
Ia mencontohkan temuan helm, STNK, jaket, boneka, dan sepatu.
Proses pencarian telah dilakukan sejak pukul 07.00. "Kondisi cuaca cukup bagus. Mudah-mudahan bisa memberikan hasil terbaik," katanya.
Menurut dia, ada dua objek yang sedang diteliti dengan kedalaman 490 meter berjarak sekitar 2 km arah barat daya posko utama.
"Apakah itu KM Sinar Bangun, belum diketahui," ujar Riyadil.
Sebelumnya, KM Sinar Bangun yang mengangkut seratusan penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin, sekitar pukul 17.30.
Dari proses pencarian yang dilakukan, tim gabungan telah menemukan 21 korban selamat dan tiga korban tewas.
Baca juga:
Basarnas duga ada penumpang KM Sinar Bangun selamat tak melapor
Basarnas dan TNI AL masih pastikan objek diduga KM Sinar Bangun
Pencarian KM Sinar Bangun Di Danau Toba
Pencarian korban KM Sinar Bangun di Danau Toba kembali terkendala cuaca
Kapolri sebut tenggelamnya KM Sinar Bangun tak murni kesalahan Nahkoda