Hitam Putih Harapan Pencari Suaka
Sudah puluhan pengungsi mengalami gangguan jiwa. Bahkan ada yang bunuh diri akibat stres berkepanjangan.
Siang hari di sebuah rumah kontrakan sederhana. Di antara bangunan villa dan rumah penduduk kawasan Batulayang Cisarua, Bogor. Satu persatu wajah-wajah khas Timur Tengah menyapa di depan mata.
-
Apa yang digambarkan dalam foto yang beredar? Dalam foto yang beredar memperlihatkan orang-orang mengangkut balok batu berukuran besar.
-
Apa yang dirayakan dalam foto-foto tersebut? 8 Foto Ulang Tahun Kayma Jayna Agyra Ke-1, Bukan Cucu Orang Sembarangan!
-
Kapan foto tersebut diambil? Inilah potret lawas Annisa Pohan saat masa pacaran dengan AHY. Dalam foto tersebut, tatapan mata keduanya berhasil membuat banyak netizen gemas.
-
Kenapa Kodak bangkrut? Banyak pihak menilai bahwa keterpurukan yang dialami Kodak karena kalah saing dengan kamera digital yang saat itu semakin banyak ditemukan di pasaran.
-
Di mana mereka berfoto bersama? Alyssa Daguise, Rebecca Klopper, dan Syifa Hadju membagikan momen kebersamaan mereka saat menghadiri badminton Clash dengan mengenakan pakaian serba hitam.
©2023 Merdeka.com/Arie Basuki
Mereka tampak akrab. Bergurau dan berbincang dalam Bahasa Arab. Beberapa diantaranya terlihat di ruangan kecil. Mirip sebuah kelas. Dipersiapkan oleh tuan rumah.
©2023 Merdeka.com/Arie Basuki
Peace Educational Shelter (PES). Begitu para pengungsi menyebut rumah itu. Lahir dari tangan seorang pengungsi asal Afganistan. Tahir Asad namanya.
©2023 Merdeka.com/Arie Basuki
PES menjadi rumah baru bagi para pengungsi dan pencari suaka. Mereka datang dari berbagai negara. Mulai dari Afganistan, Irak, Yaman, Sudan dan lainnya.
©2023 Merdeka.com/Arie Basuki
Rumah itu menjadi tempat berkumpul dan belajar secara gratis. Bahasa Inggris, komputer, kerajinan tangan, akunting, hingga menjahit. Pengajarnya adalah sesama pengungsi yang memiliki keahlian.
"Dari pengungsi untuk pengungsi," tutur Tahir.
©2023 Merdeka.com/Arie Basuki
Rata-rata, para pengungsi di sana sudah lebih dari sepuluh tahun. Mereka menunggu dalam ketidakpastian. Menyisakan harapan suaka di negara ketiga.
©2023 Merdeka.com/Arie Basuki
Tanpa memiliki pekerjaan dan kesibukan harian, mereka rentan dengan 'kebosanan hidup'. Sudah puluhan pengungsi mengalami gangguan jiwa. Bahkan ada yang bunuh diri akibat stres berkepanjangan.
"Saya, kalau tidak ada PES ini sudah kepikiran untuk melakukan bunuh diri," tuturnya.
©2023 Merdeka.com/Arie Basuki
Di rumah ini, semua fasilitas disediakan tanpa pungutan bayaran. Alias gratis bagi para pengungsi. Setiap tahun, Tahir harus mengeluarkan ruang Rp30 juta untuk membayar rumah kontrakan yang digunakan.
©2023 Merdeka.com/Arie Basuki
Hidup mereka mengandalkan kebaikan donatur yang masih peduli dengan keberadaan pengungsi. Operasional harian juga disandarkan pada niat baik orang.
Tak jarang, biaya kontrakan dan operasional harian diambil dari kantong pribadi Tahir. Kiriman dari sang adik yang bekerja di New Zealand. Kisarannya Rp2-5 juta. Itupun tidak rutin sebulan sekali.
©2023 Merdeka.com/Arie Basuki
Berdasarkan data United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) per September 2021, jumlah pengungsi yang terdaftar di Indonesia mencapai 13.273 orang. Di kawasan Puncak Bogor diperkirakan lebih dari 3.000 pengungsi yang tinggal dan tersebar di sejumlah rumah-rumah kontrakan.
©2023 Merdeka.com/Arie Basuki
Bagi mereka, kepastian dari negara ketiga seperti sebuah mimpi di tengah ketidakpastian. Kini, mereka hanya ingin berbuat kebaikan. Agar kelak mendapatkan kebaikan kembali.
Baca juga:
Aksi Imigran Pencari Suaka Geruduk Kedubes Australia
Bupati Bogor: Imigran di Puncak Mulai Meresahkan
Menkum HAM Ungkap Dilema WNI Pencari Suaka di Luar Negeri
Unjuk Rasa Pengungsi Afghanistan Berakhir Ricuh
Pencari Suaka di Pekanbaru Tuntut Kejelasan Nasib ke Kemenkum HAM
Minta Kejelasan, Pengungsi Afghanistan Demo di Monas