Hujan lebat picu melebarnya kawah Gunung Agung hingga 900 meter
Ditegaskannya hingga saat ini, status Gunung Agung masih tetap awas dengan kondisi kegempaan masih kritis dimana total vulkanik dalam per harinya di angka 500 hingga 600 kali per hari.
Tingginya curah hujan yang terjadi beberapa hari ini di wilayah Karangasem memicu reaksi dari timbulnya gas solfatara (uap/asap putih). Hal itu juga berdampak pada tekanan yang begitu kuat dari solfatara naik ke atas. Bahkan membuat pelebaran pada dinding kawah.
"Saat ini informasi terakhir dari pendaki PVMBG, kawah gunung Agung lebarnya sudah mencapai diameter 900 meter," terang Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika, Senin (9/10).
Menurutnya pengaruh intensitas hujan tinggi selama tiga hari terakhir menjadi pemicu asap putih hingga sempat mencapai 1.500 meter. Namun itu kata dia terjadi hanya sesaat dan tidak berlangsung lama.
"Saat ini belum terjadi abu vulkanik dan ini hanya asap putih (solfatara) akibat curah hujan di kawah Gunung Agung yang cukup tinggi," ujar Gede Suantika.
Menurut Suantika, akibat dasar kawah yang cukup panas yang disertai tingginya curah hujan yang berakumulasi ke dasar kawah, sehingga timbulnya pelepasan asap yang membumbung tinggi.
"Asap putih yang keluar ini seperti uap air yang mendominasi, yang apabila berada di dekat asap putih ini sangat berbahaya," katanya.
Gede Suantika menerangkan, sebelumnya gas solfatara terlihat dari pos pantau pukul 20.45 WITA dengan kumpulan asap putih dengan ketinggian diperkirakan mencapai 1.500 meter dari puncak Gunung Agung.
Pihaknya menegaskan, aktivitas kegempaan Gunung Agung bukanlah hal yang memicu reaksi dari timbulnya gas solfatara hingga melambung tinggi malam itu.
Ditegaskannya hingga saat ini, status Gunung Agung masih tetap awas dengan kondisi kegempaan masih kritis dimana total vulkanik dalam per harinya di angka 500 hingga 600 kali per hari.