Ibas tak yakin Ramadhan Pohan lakukan penipuan capai miliaran
Ibas berkeyakinan bahwa rekannya itu tidak melakukan apa yang disangkakan kepolisian.
Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas tak yakin Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan terlibat kasus penipuan. Ibas berkeyakinan bahwa rekannya itu tidak melakukan apa yang disangkakan kepolisian.
"Saya belum meyakini betul apakah yang bersangkutan benar-benar bersalah," kata Ibas usai menghadiri sidang doktor Universitas Pajajaran (Unpad) Bandung, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, E. Herman Khaeron, di kampus Unpad, Jalan Dipatiukur, Kamis (21/7).
Menurut Ibas, Partai Demokrat harus melihat kasus secara utuh dan tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah. Sebab selama menjadi kader partai, Ramadhan Pohan dinilai sebagai pribadi yang baik tanpa ada indikasi mencurigakan.
"Karena sepak terjang selama ini selalu bagus, dan tidak pernah ada indikasi mencurigakan," ujarnya.
Dia menambahkan, tidak bisa membeberkan masalah yang menjerat koleganya tersebut. Sebab dia beralasan karena hal itu merupakan masalah pribadi.
Untuk diketahui, kasus itu berawal ketika Ramadhan kalah dalam pemilihan Wali Kota Medan setahun lalu. Ramadhan yang sudah mengeluarkan uang banyak saat pencalonan, mulai dikejar penagih utang.
Sampai pada akhirnya Ramadhan ini dilaporkan pada kepolisian. Ramadhan dilaporkan karena memberikan cek yang ternyata tidak bisa dicairkan.
"Sebagai pribadi dan partai. Kalau itu berkaitan dengan penipuan, utang piutang. Saya tidak bisa berbicara lebih lanjut, tapi kita lihat. Saya tidak ingin langsung vonis bersalah pada yang bersangkutan. Bisa saja ada kekeliruan," ungkapnya.
Menurut Ibas, Demokrat berharap Ramadhan Pohan lewat pengacaranya diharapkan bisa segera menyelesaikan masalah yang dihadapi. "Saya harap Ram Pohan dengan pengacaranya bisa menyelesaikan masalah individu ini," tandasnya.
Seperti diketahui, Ramadhan Pohan dijemput paksa Polda Sumatera Utara lantaran telah dua kali mangkir dari pemanggilan pihak kepolisian. Ramadhan dituduhkan sebagai tersangka dari sebuah tindakan penipuan.
Kabarnya Ramadhan melakukan peminjaman uang, yang mana menitipkan cek sebagai jaminan. Namun, belakangan diketahui bahwa cek tersebut tak berisi alias kosong.
Polda Sumatera Utara menetapkan Ramadhan Pohan sebagai tersangka penipuan dan penggelapan uang terhadap ibu dan anak. Totalnya fantastis, mencapai Rp 15,3 miliar. Kasus ini bergulir ketika Ramadhan hendak mencalonkan diri sebagai wali kota Medan.
Ada dua laporan yang menjerat Ramadhan Pohan. Laporan pertama dibuat LHH Sianipar pada Maret 2016. Dia mengadukan penipuan atau penggelapan sebesar Rp 4,5 miliar.
"Untuk kasus ini, RP (Ramadhan Pohan) sudah ditetapkan sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting, Rabu (20/7).
Laporan kedua dibuat seorang perempuan, LH br Simanjuntak. Perempuan yang merupakan ibu dari LHH Sianipar ini mengadu telah ditipu Rp 10,8 miliar.
"Namun untuk laporan ini, RP sudah diperiksa sebagai saksi, kasusnya akan dilakukan gelar perkara. Jadi total kerugian yang dilaporkan Rp 15,3 miliar," jelas Rina.
Untuk laporan pertama, Ramadhan sudah dua kali dipanggil sebagai tersangka namun tidak datang dengan alasan sakit dan berada di Jakarta. Namun dia ternyata terpantau di Medan, penyidik pun melakukan penjemputan setelah dia kembali ke Jakarta.
"Penyidik menjemput RP ke rumahnya di Jakarta dengan surat perintah membawa. Sampai di sini (Mapolda Sumut) kita keluarkan surat penangkapan," jelas Rina.
Baca juga:
Usai dijemput dan diperiksa polisi, Ramadhan Pohan tak ditahan
Gagal di Pilkada, Ramadhan Pohan malah terjerat perkara
Demokrat kembali eksis karena kasus hukum
Demokrat minta polisi lebih santun tangani kasus Ramadhan Pohan
Kubu Ramadhan Pohan klaim cuma korban
Kasus penipuan Ramadhan Pohan berawal dari pinjam meminjam
Ramadhan Pohan tipu ibu dan anak serta gelapkan uang Rp 15,3 miliar
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Kenapa Sariban rela membersihkan sampah di Bandung? Sariban mengaku tak pernah lelah untuk memperjuangkan keindahan Kota Kembang. Baginya, Paris Van Java sudah menjadi rumah yang nyaman sehingga perlu dijaga kebersihan dan ketertibannya.
-
Bagaimana Sariban menyebarkan pesan kebersihan di Bandung? Di sepeda tuanya, ia menuliskan pesan untuk masyarakat agar membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Imbauan ini diserukan agar banyak orang yang makin sadar akan kebersihan lingkungan demi masa depan.
-
Di mana asal muasal pelat nomor D di Bandung? Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelat nomor D berasal dari tim pasukan Inggris berkode huruf D yang pernah menguasai daerah ibu kota Priangan.
-
Kapan Soeharto ditugaskan ke Markas Besar Angkatan Darat di Bandung? Menjelang Perang Pasifik pecah, Sersan Soeharto ditugaskan ke Markas Besar Angkatan Darat di Bandung sebagai pasukan cadangan.