IDI Minta Pemerintah Tak Abaikan Angka Kematian Covid di Tengah Gencarnya Vaksinasi
Wakil Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto menilai, pemerintah seolah-olah terus menggencarkan target vaksinasi Covid-19 tetapi mengabaikan angka kematian. Menurutnya, pemerintah juga harus menekan angka kematian akibat corona yang masih tinggi.
Wakil Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto menilai, pemerintah seolah-olah terus menggencarkan target vaksinasi Covid-19 tetapi mengabaikan angka kematian. Menurutnya, pemerintah juga harus menekan angka kematian akibat corona yang masih tinggi.
"Seolah-olah yang sekarang ini adalah, saya enggak tahu Kementerian terkait mengejar vaksin. Betul mengejar vaksin, tapi kuratifnya jangan diabaikan karena kematiannya tinggi sekali masih di atas seribu jadi Kementerian terkait adalah harus melakukan upaya untuk menekan angka kematian," katanya dalam diskusi 'Suara Nakes untuk Indonesia', Sabtu (21/8).
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Slamet sepakat vaksinasi tetap berjalan dengan target 2 atau 3 juta suntikan perhari. Tetapi ia juga mengingatkan pemerintah untuk tetap optimal menggunakan sumber daya kesehatan yang ada.
"Ada praktik dokter jumlahnya 70 ribu, ada klinik pratama jumlahnya sekitar 30 ribu, ada praktik bidan puluhan ribu, praktik perawat juga sama, itu gak dipakai. Sebenarnya sehari 5 juta (vaksinasi) pun bisa, asal vaksinnya tersedia," ucapnya.
Kemudian, lanjut Slamet, upaya lainnya yang harus digencarkan adalah promotif. Yaitu sosialisasi agar masyarakat tahu bahwa Covid-19 bahaya sehingga tidak mempercayai hoaks tentang corona.
"itu kan belum maksimal (promotif), preventifnya vaksin, kuratifnya adalah mencegah orang sakit menjadi meninggal atau cacat, caranya sdm-nya harus cukup, logistik kesehatan, obat, oksigen, alkes harus cukup, keempat bed-nya harus cukup, keempat pembiayaan harus cukup, sampai hari ini kan banyak rumah sakit belum dibayar, termasuk tahun 2020," pungkasnya.
Baca juga:
Kemenkes Diminta Libatkan IDI Analisis Penyebab Tingginya Angka Kematian Covid
Sri Mulyani Sebut Perubahan Iklim jadi Tantangan Global Selain Pandemi Covid-19
Pemprov DKI Masih Data Jumlah Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19
Ade Yasin Ingatkan Fasyankes Kabupaten Bogor Tak Coba-Coba Mainkan Harga Tes PCR
Menparekraf Sandiaga Sebar 10.000 Beasiswa ke Anak Yatim Terdampak Covid-19