Ini asal-usul sangkakala yang hebohkan dunia versi Lia Eden
Menurut Lia Eden, suara aneh yang hebohkan masyarakat penjuru dunia suaranya yang direkam.
Masyarakat di berbagai belahan dunia dihebohkan dengan suara aneh dari langit. Suara itu direkam manusia di pelbagai belahan dunia dan ramai-ramai mengunggah video pengalaman mereka mendengar suara aneh dari langit ke Youtube.
Namun, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengaku punya jawaban atas fenomena suara-suara dari langit yang banyak didengar orang di seluruh dunia sejak 2011. Menurut lembaga ilmiah ini, suara yang muncul dari langit itu berada dalam frekuensi infrasonik. Dalam situasi normal, manusia tidak bisa mendengarnya.
Sumber bebunyian tersebut dari gesekan lempeng bumi maupun medan magnetik di atmosfer, termasuk ketika muncul aurora di dekat kutub. Suara-suara itu sebetulnya terus 'dinyanyikan' oleh Planet Bumi setiap saat.
"Seandainya manusia punya antena, alih-alih kuping, maka mereka bisa mendengar gelombang radio bumi itu," tulis pernyataan pers NASA seperti dilansir WND.com, Selasa (26/5).
Dalam kesempatan terpisah, Geolog David Deming dari Universitas Oklahoma, Amerika Serikat, menyatakan fenomena munculnya suara-suara dari langit itu nyata. Dia masih belum bisa menentukan penjelasan paling sahih, tapi dari catatannya warga di pelbagai belahan dunia rutin mendengar suara infrasonik tersebut.
"Kira-kira 2 hingga 10 persen penduduk bumi mendengar nyanyian bumi ini," tuturnya.
Berbeda dengan NASA, Lia Aminuddin atau yang lebih dikenal dengan Lia Eden sebagai pemimpin kerajaan 'Tuhan' mengatakan, suara aneh yang bikin masyarakat berbagai belahan dunia heboh adalah suaranya. Menurut Lia Eden, suara itu sengaja direkamnya kemudian disebarluaskan ke penjuru dunia lewat gelombang elektromagnetik.
"Terus terang, tak ada terompet di alam. Maka kalau ada suara terompet sempat terdengar di alam, itu karena kami mengambil dari suara terompet sangkakala gubahan Eden. Suara gelombang audio diperkuat seperti sistem audio amplifier dengan kekuatan yang mampu memperdengarkan suara sangkakala tersebut, yang gaungnya meliputi suatu lembah," kata Lia Eden dalam keterangannya kepada merdeka.com, Kamis (28/5).
Menurut Lia Eden, sangkakala yang ditiupkan ke dalam gelombang elektromagnetik akan merambat ke segala penjuru dunia. Sehingga suara tersebut dapat didengar oleh telinga manusia.
"Adapun sangkakala ditumpangkan ke dalam gelombang elektromagnetik, dan gelombang elektromagnetik akan merambat ke segala penjuru sampai ke tempat yang dituju. Dan suara sangkakala dipisahkan dengan menggunakan sistem transduser, maka suara sangkakala dapat terdengar oleh telinga manusia," ujarnya.
"Sungguh tanpa peralatan, malaikat juga menggunakan sistem audio amplifier dalam menggaungkan suara terompet sangkakala di alam sehingga sampai ke telinga manusia di berbagai negara tersebut, demi menggenapkan perjanjian tuhan atas tanda-tanda kiamat," imbuhnya.