Ini empat nama calon Kapolri baru rekomendasi Kompolnas
Komjen Pol Suhardi Alius tak masuk karena dinilai terlalu muda dan memiliki karir yang masih panjang.
Sebanyak empat nama calon Kapolri telah melalui tahapan wawancara di Ruang Baharkam, Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Jumat (6/2) pagi sampai petang tadi. Keempat calon Kapolri itu adalah Komjen Badrodin Haiti, Komjen Putut Eko Bayuseno, Komjen Dwi Priyatno dan Komjen Budi Waseso.
Dalam proses seleksinya, Kompolnas menerapkan empat kriteria untuk meloloskan para perwira berbintang tiga di jajaran perwira tinggi Mabes Polri tersebut.
"Ya sudah masukan dari kami harus ada empat kriteria. Kriteria pertama pangkat, kedua jabatan eselon satu, usia binkus, pengalaman pimpin Polda tipe A," tegas Adrianus Meliala usai melakukan wawancara terakhit dengan Komjen Budi Waseso di Baharkam, Mabes Polri Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Jika dilihat dari angkatanya, Komjen Suhardi yang sempat disebut-sebut akan menjadi calon Kapolri tidak lolos karena terlalu muda.
"Kalau soal angkatan Pak Hardi terlalu muda. Badrodin ada kelemahannya, Budi Waseso ada kelemahannya. Pak Putut sama Pak Dwi angkatan 1984. Putut pensiun 2019. Pak Dwi pensiun 2017. Budi Waseso pensiun 2018. Pak Putut bertarung dengan Pak Hardi nanti ini. Kalau Pak Budi ones and follow. Kapoldanya dua kali di Jateng sama di Polda Metro," ungkapnya.
Andrian menegaskan, selama proses seleksi calon Kapolri ini, Kompolnas sama sekali tidak merekomendasikan atau menjagokan satu nama. "Oh ya, kami tidak sama sekali posisi untuk mengatakan jangan yang itu dong," jelasnya.
Terkait soal perdebatan yang muncul di media terkait jabatan Kapolri harus diduduki oleh calon Kapolri yang sudah menjabat Polda tipe A, Adrian menyatakan tidak harus. Pasalnya banyak kapolri-kapolri sebelumnya yang tidak pernah menjabat dan memimpin Polda tipe A lolos dan dilantik jadi Kapolri.
"Calon Kapolri tanpa Kapolda tipe A? Kayaknya ada, Awaludin, Dai Bachtiar. Rusdihardjo juga belum. Kalau Pak Budi Waseso, dia cepet bintang dua bintang tiga cepet. Kasaspim, Proses tidak direncanakan. Itu khan karena almarhum Gus Dur menjerumuskan Bimantoro," jelasnya.
Adrianus Meliala menyatakan, telah melakukan kegiatan wawancara terhadap keempat calon Kapolri tersebut. Masing-masing calon Kapolri menjalani wawancara selama kurang lebih dua jam. Mulai dari Badrodin Haiti, Putut Eko Bayuseno, Dwi Piryatno dan paling terakhir adalah Budi Waseso.
"Wawancara masing-masing dua jam - dua jam. Jam 8, 10, 12 dan 14. Mulai dari Badrodin Haiti, Putut, Dwi Ppriyatno dan Budi Waseso. Diwawancarai oleh enam komisioner seputar visi-misi. Apa yang dikerjakan apa yang jadi masalah. Kemudian kaitanya dengan Nawacita yang terkait kebijakan presiden," tuturnya.
Adrian menjelaskan, wawancara ini bersifat non formal, saat persiapan dan hendak melakukan wawancara ke empat calon Kapolri, Kompolnas hanya menghubungi Plt Kapolri melalui sms atau pesan singkat saja.
"Main sms saja. Itu mengindikasikan temen-temen Polri keberadaan kami diakui. Kalau disana ada yang bilang harus melalu mereka bilang Wanjakti, Wanjaktolah. Tapi kami bisa mengindors soal ini," pungkasnya.