Ini Identitas Kelompok Teroris Ali Kalora yang Mutilasi Warga Parimo
Ini Identitas Kelompok Teroris Ali Kalora yang Mutilasi Warga Parimo. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, saksi kunci telah diamankan dan mengonfirmasi pelaku mutilasi. Pembunuh sekaligus pemutilasi warga sipil berinisial RB alias A (34) berjumlah empat orang.
Polri telah mengidentifikasi pelaku pembunuhan disertai mutilasi serta penembakan anggota polisi di Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah. Pelaku diketahui sebagai kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kepolisian.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, saksi kunci telah diamankan dan mengonfirmasi pelaku mutilasi. Pembunuh sekaligus pemutilasi warga sipil berinisial RB alias A (34) berjumlah empat orang.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
"Pelakunya sudah teridentifikasi atas nama I, N, AD, kemudian satu lagi saksi tak kenal nama, tetapi ciri fisik dikenal, adalah DPO dengan ciri-ciri pendek dan gemuk," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (3/1).
Dedi menuturkan, jumlah kekuatan Ali Kalora Cs hanya 10 orang dengan tiga senjata api terdiri dari dua pucuk laras panjang dan satu laras pendek rakitan. Dari 10 orang tersebut, tujuh di antaranya merupakan DPO lama yang belum tertangkap.
Dedi kemudian memperlihatkan selembar kertas dengan tulisan 'Target Operasi' dan 10 wajah kelompok teroris MIT Poso yang tersisa. Mereka adalah Ali Kalora alias Ali Ahmad, Askar alias Pak Guru, Qatar alias Farel, Namnung alias Khobar, Basir alias Romzi, Galuh alias Naeh, Abu Alim, Rajif Gandi Saban alias Rajef, Aditya alias Idad, dan Al-Hakim Kaliki.
"Nanti akan didalami kelompok Ali termasuk yang lakukan kontak tembak saat Satgas Polres, Polsek setempat melakukan evakuasi jasad korban (mutilasi)," tuturnya.
Berdasarkan keterangan saksi kunci yang tak diungkapkan identitasnya, gelagat Ali Kalora cs berulah mulai terlihat sejak Sabtu 29 Desember 2018. Mereka telah mengidentifikasi warga yang bekerja di ladang, termasuk RB alias A.
Komplotan teroris itu sempat menghilang, namun kembali keesokan harinya dan mengeksekusi serta memutilasi A. Kepalanya diletakkan di atas jembatan Desa Salubanga, Sausu, Parimo, Sulawesi Tengah. Sementara badannya dibuang agak jauh dari lokasi kepalanya.
"Tanggal 30 saksi melihat memang kelompok ini dibagi menjadi kelompok kecil masing-masing lima orang, lima yang action, lima yang awasi mereka. Jadi mereka tidak mungkin sepuluh-sepuluhnya turun ke lapangan. Lima maju eksekusi, lima jadi parimeter mengawasi. Eksekusi tanggal 30 sekitar jam 08.00 Wita," kata Dedi membeberkan.
Saat ini, Satgas Tinombala tengah memburu kelompok teroris MIT Poso pimpinan Ali Kalora. Dengan kekuatannya yang kecil, mantan anak buah Santoso alias Abu Wardah itu diyakini dalam waktu dekat berhasil ditangkap.
Sebelumnya, aparat kepolisian ditembaki orang tak dikenal saat sedang mengevakuasi jasad warga sipil korban mutilasi di kawasan Desa Salubanga, Sausu, Parimo, Sulteng pada Senin 31 Desember 2018. Pelaku diyakini sebagai kelompok teroris Poso pimpinan Ali Kalora.
Saat itu, dua anggota yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso terpaksa turun dari kendaraannya lantaran jalan yang dilalui terhalang kayu dan ranting pohon. Namun saat menyingkirkan kayu-kayu tersebut, keduanya ditembaki dari arah belakang.
Kontak tembak antara petugas kepolisian dan kelompok teroris pun tak terhindarkan. Setelah berjibaku dengan hujan peluru selama sekitar 30 menit, kedua anggota yang mengalami luka tembak akhirnya berhasil dievakuasi.
Polri menduga, warga sipil berinisial RB alias A (34) yang kepalanya ditemukan terpotong di atas jembatan Dusun Salubase sengaja dimutilasi untuk memancing kedatangan aparat kepolisian dan selanjutnya dijadikan sasaran tembak.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Mutilasi Warga dan Tembak Polisi, Ali Kalora Cs Diduga Ingin Tunjukkan Eksistensi
Saksi Pastikan Korban Mutilasi di Parimo Dibunuh Teroris Poso Ali Kalora
60 Anggota Brimob Dikerahkan Buru Kelompok Teroris Ali Kalora
Buru Kelompok Teroris Poso Ali Kalora, Polisi Temukan 3 Bom Lontong dan Amunisi
Satgas Tinombala Buru Kelompok Teroris Ali Kalora
Kelompok Teroris Ali Kalora Diduga Umpan Korban Mutilasi buat Serang Polisi