Ini perbedaan quick count dan exit poll
Ini beda quick count dan exit poll. Saat Pilkada serentak istilah quick count dan exit poll sering terdengar. Apa beda antara keduanya?
Saat Pilkada serentak istilah quick count dan exit poll sering terdengar. Apa beda antara keduanya?
Quick count atau hitung cepat lebih familier bagi masyarakat Indonesia. Hasil Pilkada sudah bisa diprediksi hanya beberapa jam setelah tempat pemungutan suara (TPS) ditutup. Hasilnya pun hampir tidak pernah meleset.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
Hasil quick count memang nyaris presisi karena sampelnya merupakan jumlah suara faktual dalam TPS. Hal ini berbeda dengan survei sebelum pemungutan suara, yang sampelnya adalah pemilih yang sangat mungkin mengubah pilihan pada saat pencoblosan.
Meski lebih presisi ketimbang survei pra-pencoblosan, hasil quick count setiap lembaga tetap berbeda. Biasanya, paling besar selisihnya 1 persen. Hal ini wajar mengingat quick count hanya mengambil sampel untuk memproyeksi hasil perolehan suara sebenarnya. Di sinilah timbul kesalahan (error).
Margin of error bisa ditetapkan oleh masing-masing peneliti/lembaga dari seberapa banyak sampel TPS yang ia akan ambil. Semakin banyak sampel TPS yang diambil, semakin kecil margin of error sebuah hasil quick count.
Semakin banyak sampel TPS tentu baik untuk meminimalisir kesalahan. Namun semakin banyak sampel juga akan memakan banyak biaya. Soal metode penarikan sampel, lembaga biasa menggunakan stratified random sampling atau multistage random sampling.
Exit Poll
Metode ini adalah polling terhadap hasil sebuah pemilihan yang dilakukan dengan cara menanyai pemilih setelah mereka keluar dari TPS. Berbeda dengan quick count yang menjadikan suara TPS sebagai sampel, exit poll menjadikan pemilih yang baru keluar TPS sebagai respondennya.
Karena itu, exit poll lebih menargetkan data demografi pemilih, bukan memprediksi siapa yang bakal menang dalam pemilu atau pilkada. Data demografi yang dicari biasanya adalah usia, agama, suku, gender, tingkat pendidikan, pendapatan, latar belakang pilihan partai politik, afiliasi ormas keagamaan dan lain-lain.
Dengan exit poll Pilpres atau Pilkada misalnya, peneliti/lembaga bisa melihat dari latar belakang pendidikan apa mayoritas pemilih calon A atau calon B. Dengan data demografi itu, peneliti lebih mudah memberikan intrepretasi penyebab kemenangan atau kekalahan seorang calon, yang sebelumnya sudah diprediksi lewat quick count.
Baca juga:
Quick count Pilgub Bali SMRC: Koster-Tjokorda 56,83 & suara, Mantra-Kerta 43,17 &
Nyoblos di TPS Bojongkoneng, Inggrid Kansil optimis menang Pilbup Bogor
Libur nasional Pilkada, jalan di Jakarta sepi dan lengang
Mendagri sebut kertas suara hilang di Cirebon untuk Pilkada Bupati
Demiz tetap jadi bintang iklan walaupun terpilih jadi Gubernur Jabar