Ini Percakapan Bernada Ancaman yang Diterima Presma Unsri Palembang
Hairul mengaku belum mengetahui akun Instagram yang mengancam Nikmatul milik instansi kepolisian atau personal oknum-oknum tertentu.
Selain mengalami dugaan percobaan penculikan, Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Nikmatul Hakiki juga mendapat intimidasi dari seseorang. Kasus ini akan dilaporkan ke Kompolnas dan Komnas HAM.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumsel Muhammad Hairul Sobri mengungkapkan, ancaman itu terdapat pada percakapan pribadi (DM) dari akun Instagram seseorang setelah Nikmatul mengomentari video aksi unjuk rasa mahasiswa di Palembang beberapa hari lalu.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi di Palembang? Aparat Polrestabes Palembang menyebutkan bahwa pelaku utama pembunuhan siswi di pemakaman umum Tionghoa Palembang, Minggu (31/8) sempat ikut Yasinan malam pertama di kediaman korban.
-
Dimana siswi SMP di Palembang ditemukan? Sementara itu tiga pelaku lainnya MZ 13 tahun, MS 12 tahun, dan AS 12 tahun pada saat korban ditemukan di TPU berada di lokasi kerumunan seolah-olah tidak mengetahui apa-apa yang terjadi.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Apa tugas khusus yang diberikan Prabowo kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
"Awal mulanya dari terkait cekcok di medsos terkait beberapa video polisi yang mengarahkan bahwa unjuk rasa itu damai, bagus, kayak gitulah. Cekcok-cekcok itu di DM atau apalah namanya, ada semacam ancaman atau intimidasi," ungkap Hairul, Jumat (27/9).
Dari percakapan itu, pengirim menulis tulisan bernada intimidasi berbahasa Palembang. Seperti 'Unsri kan dek? Masih disinilah kok Mudah nyari nyo (mencarinya)'. 'Selain mulut jempol mu jugo (juga) dijago (jaga)'. Pesan tersebut dijawab Nikmatul dengan tulisan 'santai'. Pengirim membalas 'Silakan habiskan masa santai mu malam ini'.
Nikmatul pun meminta izin untuk mengabadikan percakapan tersebut. Tapi dijawab pengirim dengan kata-kata berbau intimidasi.
"Silakan lee sebelum kamu sudah di screen duluan snap kamu," jawab terduga pelaku pengancaman.
©2019 Merdeka.com/Irwanto
Hairul mengaku belum mengetahui akun Instagram yang mengancam Nikmatul milik instansi kepolisian atau personal oknum-oknum tertentu.
"Ya akunnya belum dipastikan apakah milik kepolisian atau pribadi, belum dipastikan," jelasnya.
Dalam waktu dekat, Walhi Sumsel akan melaporkan kasus ini ke Kompolnas dan Komnas HAM, termasuk juga laporan korban akibat kericuhan beberapa waktu lalu. Sementara laporan secara hukum pidana sejauh ini belum disimpulkan.
"Ya, dalam waktu dua atau tiga hari ini kami akan melapor ke Kompolnas dan Komnas HAM," kata dia.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi membantah adanya usaha penculikan atau penangkapan terhadap Presma Unsri Palembang yang dilakukan anggota Kepolisian. Dia menduga hal itu dilakukan oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab.
"Ya tidak mungkin, bagaimana bisa menuduh polisi pelakunya, apa pakai mobil polisi, seragam polisi atau pakai identitas polisi. Kalau sekarang banyak betul orang yang mau jadi polisi, potongan rambutnya pendek semua, kalah kita. Tapi sejauh ini belum ada laporan petugas kita yang melakukan hal tersebut (intimidasi dan percobaan pencurian)," jelasnya.
Terkait komentar 'pencitraan' yang ditulis Presma Unsri Palembang terhadap video aksi unjuk rasa tersebut, Supriadi mengaku belum menerima laporan resmi dari masyarakat. "Belum ada, belum ada," tutupnya.
Baca juga:
Dua Mahasiswa Tewas Saat Demo, Wakapolri Terbang ke Kendari
Polisi Kirim Tim Usut Sebab Kematian Dua Mahasiswa Kendari
Polisi Diminta Bebaskan Mahasiswa dan Pelajar yang Ditangkap Usai Demo di DPR
VIDEO: Jokowi Perintahkan Kapolri Investigasi Pelaku Penembakan Dua Mahasiswa Kendari
RS Polri Tangani 14 Polisi Korban Bentrokan Demo Mahasiswa dan Pelajar
Presma Unsri Palembang Nyaris 'Diculik' oleh 8 Orang Diduga Polisi
Anies Baswedan: Faktanya, Petugas Ambulans DKI Cedera Kaki dan Kepala