Ini respon Istana tanggapi #ShameOnYouJokowi usai naikkan BBM
#ShameonYouJokowi dan #SalamGigitJari memenuhi timeline hingga saat ini.
Istana menanggapi respon masyarakat atas kenaikan harga BBM tadi malam oleh Presiden Jokowi. Di media sosial, sejumlah hastag #ShameonYouJokowi dan #SalamGigitJari memenuhi timeline hingga saat ini.
Menurut Sekretaris Negara Andi Widjajanto, hastag tersebut merupakan reaksi luar biasa atas berjalannya demokrasi di negeri ini.
"Itulah luar biasanya demokrasi. Senang sekali, prosesnya dinamis, bisa kami pahami. Ada pendapat lain yang seperti apa yang muncul tentang kebijakan strategis pertama pak Jokowi," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/11).
Andi mengatakan Jokowi memperhatikan reaksi rakyat yang memprotes kebijakan pemerintahannya. Namun, Jokowi tidak meresponnya, seperti memerintahkan menteri terkait untuk mengatasi gelombang protes itu.
"Tidak (respon), apa yang terjadi hanya diperhatikan saja," ujarnya.
Andi mengatakan Presiden Jokowi tidak mungkin memuaskan semua orang. Mau tidak mau, Jokowi harus memutuskan kenaikan bbm tersebut demi kemajuan perekonomian Indonesia di masa mendatang.
"Seperti kata Presiden tidak mungkin kami puaskan semua orang ini keputusan sulit. Pak Jokowi tidak ingin menunda-nunda karena pengaruh ke anggaran belanja sangat signifikan," ujar Andi.
Usai pengumuman, Jokowi justru meminta kepada menteri-menteri terkait untuk memastikan efektivitas 3 Kartu Sakti, KIS, KIP dan KKS. Kata Andi, Jokowi ingin memastikan rakyat dapat perlindungan sosial atas dampak kenaikan harga BBM ini.
"Hanya minta menteri teknis, terutama yang berkewajiban salurkan perlindungan sosial memastikan dari 18 November sampai 2 Desember dalam bentuk KPS atau KKS, KIS dan KKP betul-betul mendapatkan program yang sudah dirancang," ujarnya.