IPW desak Kapolri beberkan 3 nama aparat dalam video testimoni Fredi
Pernyataan Kapolri soal video testimoni Fredi dipatahkan oleh temuan Tim Independen Polri.
Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan silang pendapat Kapolri Jenderal Tito Karnavian dengan anggota Tim Independen Polri Hendardi mengenai hasil temuan dalam video testimoni Fredi Budiman. Hendardi sebelumnya membenarkan penyebutan tiga aparat dalam video Fredi Budiman, namun menurut Jenderal Tito, isi dalam video itu cuma video penyesalan terpidana narkoba yang dieksekusi mati pada bulan Juli lalu itu.
"Saya kira Polri dan Tim Independen perlu duduk bareng dalam menyikapi video itu," kata Presidium IPW Neta S Pane saat dihubungi merdeka.com, Selasa (30/8).
IPW meminta agar Tim Independen dan Kapolri bekerjasama menyelidiki kasus tersebut. Neta pun mendesak Kapolri Jenderal Tito membeberkan tiga aparat diduga terlibat dalam peredaran narkoba seperti yang diutarakan Fredi Budiman dalam video testimoninya sebelum dieksekusi mati.
"Duduk bareng untuk melakukan komunikasi agar tidak simpang siur. Selain itu supaya transparan diungkap saja nama-nama mereka toh nanti yang nama-namanya disebut akan melakukan klarifikasi," kata Neta.
Dari informasi diperoleh merdeka.com, dalam video itu Fredi membeberkan sejumlah nama pejabat Polri, TNI dan BNN yang ikut terlibat peredaran narkoba skala besar. Video itu diambil sehari sebelum regu tembak mengeksekusi Fredi di Lapas Batu, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Pihak yang merekam semua pernyataan perihal nama-nama pejabat yang ikut terlibat adalah Ditjenpas Kemenkum HAM. Sampai saat ini, video itu masih disimpan rapat-rapat.
Kepala Bagian Humas Ditjenpas Kemenkumham, Akbar Hadi membenarkan adanya rekaman video pengakuan Fredi. Hanya saja, dia berkelit jika video itu berisi tentang dokumentasi perubahan sikap Fredi sebelum dieksekusi mati.
"Itu hanya video pembinaan terkait dengan perubahan sikap Fredi," kata Akbar kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.
Namun Jenderal Tito sendiri mengatakan, Fredi tidak menyebut nama-nama aparat dalam video tersebut. Menurut Tito, video hanya berisi curahan hati Fredi dan penyesalan atas perbuatannya dan menyayangkan mengapa hanya dirinya yang dihukum sementara pelaku lain tidak.
Jenderal Tito menerima video testimoni Fredi Budiman dari Menkum HAM Yasonna Laoly, Kamis (25/8) kemarin. Tito menyebut ada dua buah video yang diserahkan Menkum HAM. Salah satunya berdurasi sangat pendek, sementara video lainnya cukup panjang.
Hal senada dikatakan Menteri Yasonna. Yasonna menolak jika video diperlihatkan ke publik dengan alasan belum mengetahui isi video tersebut. Dipastikan Yasonna isi dari video itu adalah pesan terakhir Fredi sebelum dieksekusi mati.
"Enggak lah (video dibuka ke publik), nanti kami lihat dulu isinya apa. Itu (video) hanya pesan terakhir kok," kata Yasonna Laoly di Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (25/8).
Sayangnya keterangan Kapolri dan Menkum HAM terpatahkan oleh temuan anggota Tim Independen Polri, Hendardi. Dia membenarkan ada tiga aparat seperti yang dikatakan Fredi Budiman dalam video tersebut.
"Menyangkut nama-nama aparat, bahwa benar ada disebut setidaknya tiga nama, namun tidak dalam kaitannya dengan aliran dana sebagaimana kesaksian FB kepada HA,' kata dia kepada merdeka.com, Senin (29/8).
Baca juga:
Kapolri diduga bohong, DPR bakal minta video testimoni Fredi Budiman
DPR bakal panggil Kapolri dan Hendardi soal video testimoni Fredi
KontraS: Kapolri bohong Fredi tak sebut aparat dalam video testimoni
Kapolri harus bongkar tiga nama aparat dalam video testimoni Fredi
Tim Polri berencana periksa 3 aparat dalam video testimoni Fredi
Kapolri diminta tak menutupi nama aparat dalam video testimoni Fredi
Kapolri bohong bilang Fredi tak sebut aparat di video testimoni?
-
Siapa Fredy Pratama? "Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Apa yang dilakukan Fredy Pratama? Nur Utami berubah sejak menikah dengan pria berinisial S, yang dikenal sebagai kaki tangan gembong narkoba Fredy Pratama.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
-
Kenapa Fredy Pratama sulit ditangkap? Sebelumnya, Polri berupaya menangkap gembong narkoba Fredy Pratama yang saat ini terindikasi berada di Thailand dan dilindungi oleh gangster dari negara tersebut."Fredy Pratama keberadaannya masih terindikasi di Thailand.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.