ISIS ancam Indonesia, Bandara Ahmad Yani tambah personel TNI-Polri
Peralatan pengamanan seperti mirror detector, metal detector, mobil jihandak dan anjing pelacak, juga akan ditambah.
PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang akan melakukan penambahan personel keamanan dari TNI maupun Polri. Hal itu untuk meningkatkan keamanan setelah dikeluarkannya Permenhub Nomor 5 tahun 2015 tentang peningkatan keamanan di bandara pasca terorisme di Paris dan meledaknya pesawat di Mesir.
Selain itu, pihak Angkasa Pura I juga akan menambah peralatan pengamanan seperti mirror detector, metal detector, mobil jihandak dan anjing pelacak.
"Kegiatan kita penambahan personel dengan dimulai menggelar satu peleton TNI Lanumad, satu regu polsek dari Polri. Kemudian empat regu Satbrimobda Jateng yang meliput anjing pelacak dan jihandak. Kemudian semua kelengkapan yang akan digunakan menunjang kinerja petugas keamanan ditambah seperti metal detektor, miror detektor, jihandak dan anjing pelancak untuk strerelisasi secara keseluruhan," tegas General Manajer Angkasa Pura I Priyo Jatmiko kepada wartawan di Kantor PT Angkasa Pura I Bandara International Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/11).
Peningkatan status keamanan dari warna hijau kepada warna kuning (waspada) yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan ini sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah penumpang.
"Penumpang di Bandara Ahmad Yani Kota Semarang sampai saat ini kita selalu meningkat. Rata-rata dari Kota Semarang ke seluruh negara dan dalam negeri kurang lebih sebanyak 5000 orang. Kegiatan status kuning tidak berpengaruh terhadap kondisi lalu lintas penerbangan. Semua tetap berjalan normal. Tidak ada perubahan sama sekali," ungkapnya.
Dalam melakukan pengamanan, PT Angkasa Pura I akan membagi dalam tiga bagian pengamanan sesuai dengan Permenhub Nomor 127.
"Untuk titik pemeriksaan utama rundown cek saat kendaraan masuk ke bandara dan antre tiket ambil karcis. Di wilayah terminal harus sterilisasi, setiap penumpang harus sesuai Permenhub Nomor 127 harus dahulukan pengecekan secara detail. Begitu lewati wall truf ada signal bunyi calon penumpang harus kembali dan masih ada logam yang menempel," jelasnya.
Untuk memantapkan sistem pengamanan ini, PT Angkasa Pura I, Jumat (27/11), berencana melakukan gelar pasukan pengamanan. Kemudian dilanjutkan dengan upaya pengamanan sesuai dengan protapnya.
"Menurut rencana, besok pukul 05.00 WIB kami akan menggelar pengecekan runway dan eferon dan harus clear. Tetapi tetap dilakukan pengecekan setiap kaki. Secara serentak sebanyak 50 sampai 60 personel akan melakukan slubber (menyapu ranjau) dan teman-teman TNI yang terlibat akan memastikan tidak ada FOD atau barang terlarang di sekitar bandara," tegasnya.
Langkah ini, menurut Priyo, tidak untuk membuat rasa takut para calon penumpang di Bandara Ahmad Yani Kota Semarang malah justru membuat penumpang merasa aman dan nyaman dalam menggunakan alat transportasi pesawat.
"Tidak menciptakan rasa takut tapi menjadi kenyamanan dan keamanan penumpang yang dihadapkan pada isu global. Secara umum, kita lihat sampai saat ini kondisi kita normal tidak ada masalah. Namun, kita tetap melaksanakan action dan tingkatkan pengamanan secara keseluruhan agar penumpang aman dan nyaman," tuturnya.
Usai menggelar pasukan, proses dan mekanisme pengamanan di Bandara Ahmad Yani Kota Semarang akan dibagi menjadi tiga sektor sistem pengamanan. Yaitu terdiri dari Sektor Barat, Sektor Tengah dan Sektor Timur.
"Setelah apel kita bagi tiga, sektor barat-perkantoran sampai pantai Maron dengan instalasi peralatan. Sektor tengah dari kantor ujung sampai terminal. Sektor timur, perkantoran timur sampai ujung runway," ungkapnya.
Priyo menambahkan untuk peningkatan status keamanan dari hijau menjadi kuning akan diterapkan dalam waktu yang tidak ditentukan sesuai dengan instruksi dan perintah dari Kemenhub.
"Status kuning dari peningkatan kewaspadaan dari normal ke waspada. Tingkatkan dari semua aspek khususnya terhadap pelayanan keadaan. Belum ada batasan waktu, sehingga kita laksanakan selamanya. Eskalasi bandara melihat situasi global, ancaman terorism yang ditujukan pada areal pabluik bandara dimana-mana terjadi isu. Seperti bom di Paris. Satu Bandara di Mesir, ada pesawat terindikasi meledak di udara dimungkinkan ada penumpang bawa bahan peledak," pungkasnya.