Jagonya kalah Pilkada, ratusan kader tuntut pengurus Gerindra mundur
Mereka menuding Gerindra tidak maksimal memenangkan pasangan Ari Purnomo Adi-Arifin Tafsir.
Kekalahan dalam pilkada 9 Desember lalu harus dibayar mahal oleh jajaran pengurus Partai Gerindra Kabupaten Kediri. Mereka dituntut mundur oleh ratusan simpatisan akar rumput dalam aksi demonstrasi di depan kantor DPC Gerindra, Senin (21/12).
Ratusan kader dan simpatisan partai yang mengatasnamakan front penyelamat kader Partai Gerindra berjalan kaki, sambil membentangkan poster berisi tuntutan pengusutan kasus jual beli suara yang diduga dilakukan anggota partai.
Mereka menilai ketidakseriusan Gerindra dalam Pilkada Kediri terlihat dari tidak adanya saksi partai bagi pasangan calon Ari Purnomo Adi-Arifin Tafsir di tiap TPS.
"Saksi justru diambilkan dari partai lain, kami kecewa karena selama gelaran Pilkada tidak ada sosialisasi antar kader," kata koordinator demo, Lamijan.
Setelah berorasi, perwakilan pendemo akhirnya diperolehkan masuk untuk dialog dengan jajaran pengurus DPC. Menurut pengurus, pihaknya telah bekerja semaksimal mungkin dalam memenangkan pasangan Ari Purnomo Adi dan Arifin Tafsir.
"Persoalan saksi Partai Gerindra sengaja menempatkan orang pilihan dari gabungan Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional agar tidak disusupi lawan," dalih Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Kediri Arif Junaidi.
Dalam hasil rekapitulasi perolehan suara Pilkada Kabupaten Kediri, paslon petahana Haryanti-Masykuri menang 67,35 persen. Sementara paslon Ari Purnomo Adi-Arifin Tafsir yang diusung koalisi Partai Gerindra dan PAN hanya mendapat senilai 32,65 persen
suara.