Jalaludin Rahmat kecewa perayaan Asyura diintimidasi
Kepolisian tidak memberikan rekomendasi atau izin acara hanya karena adanya desakan ormas yang mengatasnamakan agama.
Peringatan 10 Muharam atau Asyura yang biasa digelar Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) Jawa Barat mendapat intimidasi dari sejumlah organisasi masyarakat (ormas). Akibatnya peringatan yang bisa digelar di Istana Kana Kawaluyaan, bergeser ke Yayasan Muthahari Jalan Kampus, Kiaracondong Bandung.
Ketua Dewan Syura Ijabi Jalaluddin Rakhmat menyesalkan tindakan tersebut. Padahal peringatan yang sudah biasa selama 25 tahun digelar oleh umat muslim syiah di Bandung tidak pernah mendapatkan penolakan hingga harus berpindah tempat.
Dia menilai, kepolisian yang tidak memberikan rekomendasi atau izin acara hanya karena adanya desakan ormas-ormas yang mengatasnamakan agama. "Justru ini menjadi intoleransi terhadap keberagamaan di Indonesia yang dijamin UUD 1945," terang pria yang akrab disapa Kang Jalal ini, Kamis (14/11).
Doktor Ilmu Komunikasi Unpad mengaku pada 28 Oktober lalu IJABI sempat mendapat izin acara ke Polsek Buah Batu. Untuk kemudian pada 6 November kembali mengajukan ijin ke Polrestabes Bandung.
Namun Polrestabes meminta perlengkapan memenuhi persyaratan lain seperti surat rekomendasi dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Departemen Agama (Depag). Dia menilai aneh, pasalnya persyaratan ini tidak diminta ketika acara Asyura pada tahun-tahun sebelumnya.
Pantauan merdeka.com, hingga pukul 21.00 WIB acara peringatan wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husein ini berlangsung kondusif. Gelombang islam syiah terus berdatangan. Mereka memiliki ciri pakaian hitam. Mulai dari anak kecil hingga dewasa, semua membaur dalam satu aula. Berhubung tempat yang terbatas, mereka pun sampai tumpah ruah ke luar ruangan.