'Jangan Jadikan Wabah Corona Untuk Tebar Kebencian dan Bangun Permusuhan'
Virus Corona atau Covid-19 telah menjadi wabah di seluruh dunia. Bencana kemanusiaan ini telah menelan banyak korban termasuk di Indonesia.
Virus Corona atau Covid-19 telah menjadi wabah di seluruh dunia. Bencana kemanusiaan ini telah menelan banyak korban termasuk di Indonesia. Namun saat kondisi seperti saat ini masih ada saja orang ataupun kelompok menyebarkan berita hoaks terkait virus tersebut.
Kementerian Komunikasi dan informatika (Kemkominfo), memaparkan sejauh ini terdapat 177 jenis hoaks virus Corona yang beredar di Indonesia. Jumlah tersebut merupakan rekapitulasi isu hoaks virus corona sejak 23 Januari hingga per 8 Maret 2020. Polisi juga sudah turun tangan.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
"Tolong jangan jadikan wabah Corona itu semacam olok-olokan atau semacam cara untuk menebar kebencian, permusuhan, mencaci-maki atau membangun permusuhan," ujar Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Siti Musdah Mulia, Minggu (29/3).
Menurutnya, penting bagi kita semua untuk bersama-sama membangun solidaritas menguatkan satu sama lain. Tujuannya, kata Musdah, ketika ada orang yang sudah terpapar virus Covid-19 memiliki memiliki semangat untuk sembuh.
"Bersikap yang positif dan berprasangka baik yang harus kita kuatkan. Dukungan keluarga juga sangat penting," katanya.
Selain itu, menurut Musdah, kita juga harus meningkatkan daya tahan atau imunitas tubuh dengan makan makanan yang baik dan bergizi. Dan tentunya juga membantu terhadap sesama umat manusia jika ada yang tidak mampu.
"Ketika ada tetangga kita yang buruh harian yang kalau tidak bekerja maka dia tidak mendapatkan uang, kita harus berbagi jika kita punya makanan lebih. Jadi solidaritas itu bentuknya banyak," tutur Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ) ini.
Wanita yang juga Guru Besar Pemikiran Politik Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyampaikan bahwa imbauan melakukan jaga jarak adalah agar kita tidak tertular. Dan hal itu merupakan bentuk solidaritas agar kita semua saling menjaga satu sama lain agar selalu dalam keadaan sehat.
"Itulah gunanya pendidikan edukasi menjelaskan 'tolong deh, jaga dirimu dan juga anggota keluargamu dan juga orang lain'. Ini menimbulkan semacam empati buat orang lain. Jadi kita ini saling menjaga, karena saling menjaga itu merupakan bentuk solidaritas," tandasnya.
Baca juga:
Pemprov DKI Lakukan Penyemprotan Disinfektan Pakai Drone
Paling Lambat Senin Besok, Akses ke Luar Jakarta Bakal Ditutup
WNI 62 Tahun di London Meninggal karena Corona
144 Jemaah Berstatus ODP di Masjid Tamansari Tolak Pindah ke Wisma Atlet Kemayoran
Sudin Jakarta Barat Tanggung Makan Jemaah yang Diisolasi di Masjid Tamansari
Tiga Pasien Positif Virus Corona di Kota Malang Sembuh
Perangkat Desa Gunungwuled Purbalingga Beri Intensif ke 90 ODP Virus Corona