Jasad Tak Dimakamkan Orangtua, Remaja di Pemalang Sakit TBC
Polisi mengungkap, tak ada tanda kekerasan pada mayat gadis remaja SAR (14) yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia disimpan di dalam rumahnya di Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang. Berdasarkan pemeriksaan medis, korban meninggal beberapa hari dikarenakan penyakit TBC Paru yang dideritanya.
Polisi mengungkap, tak ada tanda kekerasan pada mayat gadis remaja SAR (14) yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia disimpan di dalam rumahnya di Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang. Berdasarkan pemeriksaan medis, korban meninggal beberapa hari dikarenakan penyakit TBC Paru yang dideritanya.
"Jadi sebelum dimakamkan, korban dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis dari Puskesmas. Hasilnya, dinyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan," kata Kapolres Pemalang AKBP Ari Wibowo dalam keterangannya, Rabu (12/1).
-
Kapan TBC bisa menular? TBC dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah.
-
Kapan anak-anak rentan terkena TBC? Anak balita dan remaja berisiko tinggi terkena TBC.
-
Apa saja gejala TBC pada anak? Anak Anda mungkin mengalami TBC jika memiliki gejala-gejala antara lain sebagai berikut: Batuk yang berkepanjangan: Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu dapat menjadi gejala awal TBC.Demam: Demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu dapat menjadi gejala TBC.Berat Badan Turun Drastis: Kehilangan berat badan drastis dapat menjadi tanda adanya infeksi TBC.Badan Menggigil: Badan menggigil dapat menjadi gejala TBC.Badan Berkeringat Malam Hari: Berkeringat di malam hari dapat menjadi gejala TBC. Kehilangan Nafsu Makan: Kehilangan nafsu makan dapat menjadi gejala TBC.Nyeri Dada: Nyeri dada dapat menjadi gejala TBC.Sulit Bernapas: Sulit bernapas dapat menjadi gejala TBC.Dalam beberapa kasus, TBC pada anak tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan tes untuk mendeteksi infeksi awal.
-
Di mana angka penderita TBC meningkat? Angka penderita penyakit Tuberculosis atau TBC terus meningkat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
-
Apa saja gejala TBC? Gejala-gejala TBC (Tuberkulosis) dapat bervariasi tergantung pada apakah seseorang memiliki TBC aktif atau laten. Pada TBC laten, penderita umumnya tidak mengalami gejala dan tidak menular. Namun, TBC aktif dapat menimbulkan gejala yang signifikan dan dapat menular. Berikut adalah penjelasan panjang tentang gejala-gejala TBC: Gejala TBC Aktif Paru-Paru:Batuk Berkepanjangan: Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu, seringkali disertai dengan dahak dan kadang-kadang batuk darah.Nyeri Dada: Nyeri yang terjadi saat bernapas atau batuk.Berkeringat di Malam Hari: Keringat berlebih saat tidur tanpa aktivitas fisik yang berat.Hilang Nafsu Makan: Penurunan minat terhadap makanan.Penurunan Berat Badan: Kehilangan berat badan tanpa alasan yang jelas.Demam dan Menggigil: Suhu tubuh yang meningkat disertai rasa dingin.Kelelahan: Rasa lelah yang tidak biasa atau kekurangan energi. Gejala TBC di Luar Paru-Paru:Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Terjadi pada TBC kelenjar.Kencing Berdarah: Terjadi pada TBC ginjal.Nyeri Punggung: Terjadi pada TBC tulang belakang.Sakit Kepala dan Kejang: Terjadi pada TBC otak.Sakit Perut Hebat: Terjadi pada TBC usus. Gejala TBC pada Anak:Batuk Persisten: Batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu.Berat Badan Menurun: Penurunan berat badan atau gagal tumbuh dalam 2 bulan.Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Dikenal juga sebagai limfadenopati.Demam Terus-menerus: Demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu.Lemas dan Kurang Aktif: Anak tampak tidak berenergi dan kurang aktif.
-
Bagaimana cara mencegah penularan TBC? Mencegah penularan TBC (Tuberkulosis) sangat penting untuk menghentikan penyebaran penyakit ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan TBC: Hindari Kontak Dekat dengan Penderita TBC: Jika seseorang batuk, bersin, atau berbicara, mereka dapat menyebarkan droplet yang mengandung bakteri TBC ke udara. Hindari berada di ruangan tertutup tanpa ventilasi bersama penderita TBC untuk waktu yang lama.Gunakan Masker: Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau saat bekerja di fasilitas kesehatan dapat membantu mencegah penularan TBC.Cuci Tangan: Mencuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 40 detik dapat membantu menghilangkan kuman, termasuk bakteri TBC. Jaga Daya Tahan Tubuh: Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara berolahraga teratur, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan ideal, cukup tidur, mengelola stres, dan menghindari merokok serta alkohol.Vaksinasi BCG: Vaksin BCG dapat memberikan perlindungan terhadap TBC, terutama pada anak-anak.Etika Batuk dan Bersin: Tutup mulut dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin untuk mencegah penyebaran kuman.Pengobatan TBC yang Berkualitas: Memberikan pengobatan yang tepat dan teratur pada pasien TBC hingga sembuh sangat penting untuk mencegah penularan kepada orang lain. Ventilasi Udara yang Baik: Memastikan ventilasi udara yang baik di rumah dan tempat kerja dapat mengurangi risiko penularan TBC.Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran tentang cara penularan dan pencegahan TBC sangat penting, terutama di negara-negara dengan tingkat penularan TBC yang tinggi.Pemeriksaan Rutin: Jika Anda memiliki risiko tinggi atau gejala TBC, lakukan pemeriksaan medis secara rutin.
Dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Moga juga menyimpan rekam medis SAR semasa hidup beberapa bulan. "Korban pernah berobat di Puskesmas setempat, hasil rekam medis memang mengidap penyakit TB paru," ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy mengungkapkan, pihaknya bakal mengirim tim psikolog trauma healing dari Bid Dokes Polda Jawa Tengah, ke Moga, Kabupaten Pemalang.
Sebelumnya, kasus orangtua yang belum memakamkan jenazah anak SA (14) yang meninggal dunia di Pemalang sempat viral di media sosial.
Peristiwa ini terungkap saat Polsek Moga menerima laporan dari perangkat Desa Plakaran perihal adanya warga yang belum memakamkan jenazah anaknya. Meski sudah meninggal dunia beberapa hari sebelumnya.
Setelah menerima laporan tersebut, Kapolsek Moga segera mendatangi pihak keluarga yang bersangkutan. Melalui upaya pendekatan persuasif kedua orang tua akhirnya mengizinkan petugas untuk melakukan pemeriksaan secara medis terhadap jasad SA yang diduga telah meninggal dunia beberapa hari sebelumnya.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas medis dari Puskesmas Banyumudal Kecamatan Moga, diperkirakan SA telah meninggal dunia beberapa hari dikarenakan penyakit TB Paru yang dideritanya selama ini.
Bahkan setelah diberikan pemahaman, akhirnya kedua orang tua keluarga pun bersedia memakamkan jenazah SA. Proses pemakaman telah dilaksanakan pada hari Minggu itu juga.
Terkait dengan kasus ini, kini masih dalam penanganan Polsek Moga yang juga dibantu Polres Pemalang. Termasuk dalam mengupayakan langkah penanganan psikologis dan trauma healing terhadap kedua orang tua SA.
Kapolsek Moga AKP Dibyo Suryanto mengungkapkan, pihak keluarga SA telah menerima peristiwa tersebut sebagai musibah.
"Sudah dimakamkan Minggu (9/9) malam, alhamdulillah pihak keluarga sudah menerima peristiwa ini sebagai musibah," kata Kapolsek.
(mdk/rnd)