Jatim potensi badai La Nina, BPBD ingatkan masyarakat waspada
Jatim potensi badai La Nina, BPBD ingatkan masyarakat waspada. Potensi hujan yang terjadi di kawasan selatan Jawa Timur itu lebih banyak terjadi di daerah Malang, Pacitan, Madiun, Nganjuk, dan Kertosono.
Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengingatkan masyarakat mewaspadai potensi badai La Nina, yang bisa mengakibatkan bencana banjir dan longsor.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur, Achmad Robiul Fuad, potensi turun hujan di bulan November ini, sebagian besar terjadi di wilayah selatan Jawa Timur. Intensitas curah hujan, bahkan mencapai sekitar 151 hingga 500 milimeter.
"Penyebab utama hujan yang mengakibatkan bencana alam adalah badai La Nina. Jadi kita imbau agar masyarakat perlu mewaspadai potensi hujan di Jawa Timur ini," kata Fuad, Rabu (16/11).
Potensi hujan yang terjadi di kawasan selatan Jawa Timur itu, lanjut dia, lebih banyak terjadi di daerah Malang, Pacitan, Madiun, Nganjuk, dan Kertosono. "Untuk wilayah pantai utara, belum semerata di wilayah selatan," lanjutnya.
Sementara sebagian daerah dengan curah hujan rendah sekitar 151 hingga 200 milimeter terjadi di Kabupaten Probolinggo, Ngawi, Tulungagung, Lumajang, Sidoarjo, Bojonegoro, Sampang, Bangkalan, Pamekasan, Pasuruan, Bondowoso dan Banyuwangi, serta beberapaa daerah lainnya.
Untuk daerah dengan curah hujan sedang sekitar 201-300 milimeter dan berpotensi banjir sedang adalah terjadi di Kabupaten Mojokerto, Magetan, Jember, Jombang, Kediri, Pacitan, Ponorogo, Kota Pasuruan, Gresik, Tuban, Surabaya, Lamongan, Sumenep, dan Situbondo. "Banjir yang terjadi di daerah dengan potensi curah hujan sedang ini, sifatnya hanya genangan air," katanya lagi.
Daerah dengan curah hujan tinggi antara 301 hingga 400 milimeter, masih kata Fuad, terjadi di Kabupaten Ponorogo, juga sebagian terjadi di Malang, Nganjuk, Kota Batu, dan Kota Madiun. Sedangkan daerah yang sebagian besar dan kecil dengan curah hujan sangat tinggi sekitar 401-500 milimeter adalah Kediri, Blitar, juga terjadi di Malang dan Lumajang.
"Masyarakat pun sebaiknya mewaspadai potensi puting beliung dan banjir yang terjadi di musim peralihan dari kemarau ke hujan hingga akhir Tahun 2016 ini."
Sebab menurut Fuad, peralihan musim atau biasa disebut musim pancaroba ini, biasanya dibarengi dengan angin puting beliung dan banjir. "Masyarakat harus mengantisipasi pohon tumbang, banjir, hingga longsor. Kami juga terus melakukan sosialisasi ke masyarakat bersama Forpimda di daerah untuk mengantisipasi kondisi rawan bencana ini," tandasnya.