Jika terpilih, Jokowi jangan bangun Kabinet 'Palugada'
Sigit Budhi Setiawan mengingatkan, jika terpilih sebagai presiden, Jokowi sebaiknya tidak membangun Kabinet 'Palugada'.
Strategi politik calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ), Joko Widodo atau Jokowi menggandeng partai-partai lain, memang cukup mumpuni. Meski membangun koalisi tanpa syarat, Jokowi sukses menggandeng Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ), maupun Hanura.
Koalisi partai ala mantan wali kota Solo, yang tidak bagi-bagi kursi ini, membuka peluang Jokowi untuk menempatkan orang-orang diinternal PDIP di kabinetnya kelak.
Namun, Direktur Lembaga Riset Ekonomi dan Pasar Sigma Indonesia, Sigit Budhi Setiawan mengingatkan, kelak jika terpilih sebagai presiden, Jokowi sebaiknya tidak membangun Kabinet 'Palugada' atau apa-apa loe minta gua ada, jadi menteri apa gua bisa.
Artinya, lebih banyak menjadikan orang-orang internal PDIP sebagai menterinya. Sebab ada banyak partai yang ikut memenangkannya sebagai presiden. "Dengan membangun koalisi tanpa syarat, membuka peluang Jokowi menempatkan orang-orang dari internal partainya di posisi menteri di kabinet yang akan dibentuknya. Namun, yang harus diingat Jokowi orang-orang di internal PDIP belum tentu menjadi terbaik dari yang terbaik," kata Sigit menganalisa, Senin (19/5).
Sigit kembali menilai, sebagai calon yang diusung PDIP , Jokowi akan dihadapkan pada konsekuensi terberatnya sebagai politisi baru di panggung politik nasional. "Ini konsekuensi Jokowi . Sebagai politisi pendatang baru yang diusung PDIP , tentu menjadi beban tersendiri bagi Jokowi . Dengan koalisi tanpa syarat yang dibangunnya, Jokowi jelas berpeluang mengedepankan partainya,".
Dan jika Jokowi lebih banyak mengakomodir internal PDIP , masih menurut dia, tentu akan menimbulkan kecemburuan tersendiri bagi partai koalisinya. "Kemungkinan ini bisa sangat mungkin terjadi," katanya.
Sigit kembali mengingat, saat deklarasi partai pendukung Jokowi di kantor PDIP Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada tanggal 14 Mei lalu, Jokowi sempat menyatakan kebahagiaannya atas kemurnian koalisi tanpa membahas soal bagi-bagi kursi di kementerian nanti.
Meski begitu, kata Sigit, Jokowi harus berani memilih menteri dari kalangan profesional. Sebab akan menjauhkan kesan negatif bagi dirinya. "Kabinet Jokowi harus diisi oleh orang-orang profesional yang punya komitmen, bukan Kabinet Palugada atau apa-apa loe minta gua ada, jadi menteri apa gua bisa," pungkasnya.
Sekadar tahu, hari ini, Jokowi telah mendeklarasikan Jusuf Kalla dari Partai Golkar sebagai pasangannya dan baru saja mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum ( KPU ).
Baca juga:
Tahun 2010, Jokowi punya kekayaan Rp 18 M & 11 mobil
Deklarasi Jokowi-JK, simpatisan cukur gundul di Panti Marhaen
Dukung pasangan Jokowi-JK, PDIP Solo targetkan kemenangan 76 %
Politisi PPP: Nyapres, Jokowi tak punya etika politik dan norma
Ke Balai Kota sebentar, Jokowi sebut kerja tak harus di kantor
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.