Jimly Asshiddiqie Minta Netizen Tak Baper Sikapi Hoaks
Jimly mengakui, tingkat peradaban saat ini memang belum matang. Karenanya, dia meminta masyarakat untuk sabar dalam bersikap dari masuknya pengaruh media sosial di era demokrasi.
Cendekiawan Muslim Jimly Asshiddiqie menilai black campaign di masa Pemilu adalah sebuah bagian proses menuju kedewasaan berdemokrasi. Ramainya hoaks beredar, pun disebut sebagai bagian yang harus bijak disikapi tanpa bawa perasaan (baper).
"Di Amerika saja, di abad 21 masih ada yang namanya kampanye hitam itu, apalagi Indonesia? pasti tiap hari. Tinggal kitanya baper enggak?" jelas Jimly saat diskusi di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (1/4).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Mengapa video di Youtube yang menampilkan Erick Thohir dan DPR RI dikatakan Hoaks? Dari awal hingga akhir video tidak ada pembahasan soal Erick Thohir dan DPR sepakat untuk membongkar kasus-kasus dari Presiden jOkowi. Sehingga narasi tersebut adalah hoaks dan tidak dapat dibuktikan.
-
Mengapa video tentang Mahfud MD dan DPR disebut hoaks? Video yang mengeklaim Mahfud dan DPR bongkar kebusukan hakim di Pilpres adalah hoaks karena narasi yang disampaikan dalam video tidak relevan dengan judul video.
-
Siapa menteri AS yang disebut dalam berita hoaks tersebut? Sementara itu, foto dalam unggahan tersebut Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Foto itu identik yang diunggah Getty Image. Foto itu diambil saat Blinken berbicara pada peluncuran "Strategi AS tentang Keamanan Ekonomi Perempuan Global" yang pertama, di Ruang Benjamin Franklin Departemen Luar Negeri di Washington, DC pada 4 Januari 2023.
"Kalau mau sakit hati, ya habis waktu kita," tambah dia.
Jimly mengakui, tingkat peradaban saat ini memang belum matang. Karenanya, dia meminta masyarakat untuk sabar dalam bersikap dari masuknya pengaruh media sosial di era demokrasi.
"Pokoknya medsos banyak iblisnya, tapi jauh lebih banyak malaikatnya tergantung bagaimana kitanya. Enggak usah putus harapan, jalan saja bebas berwacana, ada salah paham enggak apa-apa, medsos ini-kan gejala baru," nilai Jimly.
Ke depan, Jimly menyarankan untuk sejak dini mengajarkan anak didik cara menyampaikan gagasan dan bertukar pikiran. Agar mereka kelak terbiasa berdebat dengan baik dan benar.
"Jadi di Amerika saja itu sedang pusing, karena semua orang bisa mengkritik langsung (lewat medsos). Tapi pokoknya tidak usah baper, generasi ke depan harus diajarkan ke untuk berdebat tukar pikiran," tukas Jimly.
Reporter: Muhammad Radityo
Baca juga:
Selama Maret 2019, Kemkominfo Identifikasi 453 Hoaks
Ridwan Kamil Kampanyekan Jokowi: Kalau Ada Fitnah Lawan, Jangan Tidur!
Ketua DPR Nilai Debat Keempat Tujukan Kekecewaan Capres Karena Sering Difitnah
Tangkal Hoaks, Polda Jatim Jadikan Kacong-Cebbing Madura Duta Kamtibmas
Dewan Pers: Permasalahan TKN dan Tirto.id Selesai
Bikin Status Hoaks Terkait Gunung Agung, Yustiawan Dicari Polisi