Jokowi dianggap berjudi jagokan Komjen Tito jadi calon Kapolri
Pilihan Presiden Jokowi dianggap bisa memantik konflik di internal Polri.
Proses pemilihan pengganti Jenderal Badrodin Haiti sebagai Kapolri penuh dengan kejutan. Sebab, Presiden Joko Widodo yang mengajukan Komjen Tito Karnavian kepada DPR RI kontroversial.
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Muradi, menyatakan keputusan Presiden Jokowi mengajukan nama Tito sebagai pengganti Badrodin dianggap rawan. Malah dia menyatakan hal itu bisa menimbulkan masalah baru.
"Menurut saya Jokowi tengah berjudi. Bisa jadi problem internal," kata Muradi kepada merdeka.com, Rabu (15/6).
Menurut Murad, Tito yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dianggap masih junior ketimbang jenderal bintang tiga lainnya. Sebut saja Budi Waseso, Budi Gunawan, Putut Eko Bayuseno, Syafruddin, dan Suhardi Alius.
"Saya bilang bahwa ini bisa jadi masalah kejenjangan dalam Polri. Pemilihan kapolri tentu harus lihat dari segi senioritas. Mungkin Tito ahli di bidangnya tapi bukan senior. Itu potensi besar di dalam Polri kalau bergulir. Ini luar biasa serius. Saya enggak tahu ke depan akan seperti apa," ujar Muradi.
Muradi menilai Presiden Jokowi terjun terlalu jauh mempolitisasi Polri. Dia khawatir penolakan dari kalangan dalam itu terlalu kuat terhadap jenderal pilihan Jokowi.
"Sebab bukan tidak mungkin penolakan akan hadir di tubuh Polri, yang ada senioritas yang jauh lima angkatan, kemudian dia potensi besar ketika memimpin, eh sekarang Tito yang ditunjuk. Tito itu pensiun baru tahun 2022 nanti. Jadi masih lama," ucap Muradi.
Muradi juga risau dengan calon Kapolri pilihan Jokowi. Sebab dia merasa partai pengusung akan kecewa dengan pilihan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Ini enggak perlu terjadi. Banyak pekerjaan presiden. Ini bukan sesuatu hal yang besar. Hubungan dengan partai khawatir rusak. Partai akan kehabisan kesabaran karena presiden tidak mengikuti alur gerak. Jadi ada dua yang terdampak, partai dan internal Polri," tutup Muradi.