Jokowi soal Batas Waktu Negosiasi Pilot Susi Air Berakhir: Kita Terus Berusaha
Jokowi mengungkapkan, sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan Kapten Philips. Namun, hal itu tak bisa dibuka ke publik.
Sudah hampir lima bulan, Pilot Susi Air Kapten Philips Mark Merthens, disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. KKB memberikan ruang negosiasi pembebasan Kapten Philips hingga 1 Juli 2023 kemarin.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah masih berupaya bernegosiasi untuk membebaskan pilot itu. Meskipun, batas waktu negosiasi sudah berakhir.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
"Kita akan terus berusaha, bernegosiasi," kata Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (3/7).
Jokowi mengungkapkan, sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan Kapten Philips. Namun, hal itu tak bisa dibuka ke publik.
"Sebetulnya banyak hal yang kita lakukan di sana tetapi tidak bisa saya buka di sini," tutup Jokowi.
Pemda Papua Siapkan Uang Tebusan Pilot Susi Air
Sementara itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Papua telah menyiapkan uang untuk menebus Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens (37), yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dipimpin Egianus Kogoya sejak Febuari 2023. Namun, pihak KKB sama sekali belum membuka ruang komunikasi.
"Sebenarnya bukan Polda yang akan memberikan uang jaminan itu, bukan uangnya Polda ya. Jadi intinya Pemerintah Daerah itu akan menyiapkan uang tebusan kepada kelompoknya Egi kalau mau melepaskan pilot," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo saat dihubungi merdeka.com, Jumat (30/6).
Namun, ia tak membeberkan rincian nominal uang yang sudah disediakan pemda setempat untuk diberikan kepada KKB.
"Nah itu dulu kan sampai sekarang ini Egi (Egianus Kogoya) enggak pernah membuka ruang komunikasi lagi terkait dengan itu, itu permasalahannya. Makanya ini kami mengajak keluarganya Egi, tokoh-tokoh masyarakat, bahkan tokoh agama, sudah mencoba juga, ternyata susah untuk bisa," ungkapnya.
KBB Enggan Buka Ruang Komunikasi
Benny menegaskan, KKB yang dipimpin Egianus tidak mau membuka ruang komunikasi. Karena itu, dirinya belum bisa memastikan kapan penyanderaan ini dapat dituntaskan.
"Jadi memang kelompok Egi-nya ini, Egi-nya sendiri yang tidak pernah mau membuka ruang komunikasi. Bukannya komunikasi begini (telepon) enggak, paham toh," tegasnya.
Terkait ancaman KKB yang akan menembak Philips pada 1 Juli 2023 besok, Benny menyatakan hal itu tidak mungkin akan terjadi. Terlebih, KKB hanya memiliki pilot Susi Air itu sebagai sandera, sehingga diyakini tidak akan membuktikan ancaman itu.
"Memang disebutkan dalam jenjang waktu dua bulan, ancamannya Egi itu kan menembak mati gitu. Tapi dia, Egi ini juga manusia lah, enggak sekejam itu, itu kan ancaman saja. Moga-moga sih jangan sampai dia melakukan tindakan itu, kalau dia lakukan itu kan tidak ada lagi sanderanya dia," jelasnya.
"Nah langkah-langkah strategis lainnya kita sudah siapkan, namun saya tidak akan beberkan, karena itu rahasia dari kegiatan operasi." pungkasnya.