Kader NU di parpol diminta tak 'goreng' isu Ahok vs KH Ma'ruf Amin
NU adalah ormas yang mendorong demokrasi berkualitas. Karenanya persoalan Pilkada Jakarta diserahkan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang mempunyai program terbaik dan membawa kemaslahatan bagi warga Jakarta.
Meski Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah meminta maaf dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin telah memaafkan, reaksi ketidaksukaan pada Ahok atas sikapnya terhadap KH Ma'ruf Amin di sidang penistaan agama terus saja muncul. Intelektual Muda Nahdlatul Ulama, Zuhairi Misrawi, mengatakan, Ahok sudah mengklarifikasi tidak akan melaporkan KH Ma'ruf Amien
Karenanya, jika informasi soal Ahok bakal mempolisikan KH Ma'ruf Amin karena kesaksiannya di pengadilan masih beredar, hal itu tidaklah benar. Dia menduga itu bagian dari manuver politik dari pihak-pihak lawan yang ingin mencitrakan Ahok tidak menghormati tokoh NU.
"Ahok secara terbuka sudah meminta maaf kepada KH Ma'ruf Amin, dan beliau, KH Ma'ruf Amin sudah memaafkan Ahok. Mestinya masalah ini selesai dan isunya tidak lagi digoreng. Saya meminta kader-kader NU yang tersebar di sejumlah partai politik agar tidak mempolitisasi isu ini," katanya dalam siaran persnya, Jumat (3/2).
Dia menegaskan NU adalah ormas yang mendorong demokrasi berkualitas. Karenanya persoalan Pilkada Jakarta diserahkan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang mempunyai program terbaik dan membawa kemaslahatan bagi warga Jakarta.
"Ada kecenderungan menarik-narik NU ke ranah politik Pilkada DKI. Ini sangat tidak baik dan tidak sehat. NU adalah ormas yang dalam khittahnya menjaga jarak dengan politik, karenanya seluruh pihak harus menghargai khittah NU 1926 dengan tidak mempolitisasi NU. Warga NU sudah dewasa memilih pemimpin yang terbaik bagi DKI Jakarta," kata alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir, ini.