Kakak mendiang Afif dikuntit Densus 88 sebelum rumahnya digeledah
Petugas nampak mengamankan sejumlah barang bukti yang dimasukkan ke dalam kantong kecil.
Detasemen Khusus 88 Antiteror menggeledah rumah Hasan Al Rosyid di Kampung Gatak, Dusun Jayan, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu Karanganyar, Selasa (19/7) sore.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Hasan merupakan kakak kandung Arif Hidayatullah, salah satu terduga teroris peledakan bom Thamrin awal tahun lalu. Densus 88 mulai menggeledah rumah Hasan sekitar pukul 15.30 WIB. Selama sekitar satu jam Densus menggeledah rumah yang berlokasi di tengah persawahan itu.
Petugas nampak mengamankan sejumlah barang bukti yang dimasukkan ke dalam kantong kecil. Hingga usai penggeledahan tak satupun polisi yang bersedia memberikan keterangan. Puluhan personel polisi bersenjata lengkap diterjunkan dan berjaga-jaga di sekitar lokasi penggeledahan.
Tak hanya itu, akses jalan menuju ke rumah Hasan juga ditutup untuk umum. Hanya petugas kepolisian yang diperkenankan keluar masuk ke rumah tersebut.
Tutik, salah satu kerabat Hasan mengatakan, adiknya tersebut pada hari Senin dan Selasa pagi sempat mendatangi Mapolresta Solo. Dia ingin melakukan klarifikasi, karena dalam berapa hari terakhir merasa dibuntuti oleh tim Densus 88 dalam setiap aktivitasnya.
Mulai pagi hari hingga sore hari pria yang bekerja menjadi tukang listrik itu selalu diawasi oleh petugas.
"Senin (18/7) siang adik saya mendatangi Mapolresta Solo untuk menanyakan, mengapa kok dibuntuti oleh petugas setiap hari. Hasan juga menyampaikan kepada polisi bahwa dirinya tidak ada hubungannya dengan jaringan Arif Hidayatullah," ujar Tutik.
Tutik menambahkan, Hasan kembali mendatangi Mapolresta Solo untuk menanyakan kembali masalah tersebut. Akan tetapi, sampai sore hari Hasan tak kembali. Justru tim Densus 88 yang datang untuk melakukan penggeledahan.
"Kami sekeluarga yakin, Hasan itu tidak terlibat dalam jaringan teroris manapun. Tadi Densus 88 membawa fotocopy KTP, kartu perdana, serta beberapa barang lain milik Hasan," tuturnya.
Mino, Ketua RW9 Gatak Dusun Jayan, membenarkan jika Hasan sering dibuntuti oleh Densus 88.
"Benar, sejak pulang dari Jakarta Sabtu lalu, semua aktivitasnya selalu diikuti oleh petugas dengan kendaraan bermotor. Hasan beserta istri dan keempat anaknya memang terkenal tertutup jarang berinteraksi," ucapnya.
Sementara itu Kapolres Karanganyar yang datang bersama tim Densus 88 enggan memberikan keterangan.
"Maaf saya tidak memiliki kewenangan dan semua akan disampaikan oleh pejabat yang berwenang. Ini masalah krusial, lebih baik satu pintu saja ya," pungkasnya.
Baca juga:
Jaringan teroris di Indonesia tak pernah mati
Densus 88 geledah rumah terduga teroris terkait bom Mapolresta Solo
ISIS mengklaim dalangi serangan kapak penumpang kereta di Jerman
Wapres JK sebut terorisme dan radikalisme muncul karena kemarahan
Bawa kardus bertulis 'Partai ISIS', penumpang Sriwijaya Air diciduk
Imigran mengamuk di kereta pakai kapak, ditembak mati polisi Jerman
Polisi kerahkan helikopter permudah evakuasi jenazah terduga Santoso
-
Kapan Serangan Umum Surakarta terjadi? Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Apa alasan Serangan Umum Surakarta dilakukan? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan pertempuran hebat di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
-
Apa tujuan dari Serangan Umum Surakarta? Meski dihujani bom-bom dari udara, para pejuang gerilya terus melakukan perlawanan dan pertempuran tanpa pandang bulu. Mereka tetap konsisten menyerang pos-pos Belanda lalu masuk ke kampung bersama rakyat lainnya.