Kakek di Lumajang Dibunuh, Diduga Karena Isu Dukun Santet
Nasib malang dialami Mursam, kakek 64 tahun asal Lumajang. Pria asal Desa Kalidilem, Kecamatan Randuagung ini dibunuh orang tak dikenal. Diduga, pembunuhan ini terkait tuduhan atau desas-desus yang berkembang di warga yang menyebutkan bahwa Mursam adalah dukun santet atau memiliki ilmu hitam.
Nasib malang dialami Mursam, kakek 64 tahun asal Lumajang. Pria asal Desa Kalidilem, Kecamatan Randuagung ini dibunuh orang tak dikenal. Diduga, pembunuhan ini terkait tuduhan atau desas-desus yang berkembang di warga yang menyebutkan bahwa Mursam adalah dukun santet atau memiliki ilmu hitam.
Informasi dihimpun, tuduhan ini sudah dimulai sejak empat tahun lalu. Mursam yang tidak memiliki rumah menumpang di rumah Haji Ismail, tetangganya. Namun tidak lama menumpang, sang pemilik rumah tiba-tiba meninggal dunia. Dituding sebagai penyebab kematian, kakek Mursam akhirnya diusir pihak keluarga H. Ismail.
-
Apa yang dimaksud dengan Sendang Duwur Lamongan? Kompleks Makam Kuno Sendang Duwur di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, merupakan sebuah kompleks makam kuno dengan tiga halaman bertingkat. Makam-makam kuno terdapat pada halaman-halaman bertingkat tersebut. Setiap halaman dibatasipintu gerbang bertipe Candi Bentar dan Kori Agung.
-
Kuluk Dugan itu apa? Salah satu bagian dari jenis pakaian adat tradisional dari Bengkulu ini berupa kain tenun yang berfungsi sebagai penutup tubuh bagian atas wanita dewasa. Setiap suku dan daerah di Indonesia pastinya memiliki ciri khas berupa pakaian adat yang menjadi identitas asal.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan kerukunan dalam pemilu diuji? Proses politik yang sengit antar kandidat calon pemilu, kerap kali memunculkan perbedaan pendapat antar masyarakat.
-
Bagaimana suasana Dusun Malangbong? Berkunjung ke sana seakan bernostalgia dengan suasana pedesaan khas tahun 1980-an. Ini karena banyak rumah warga yang masih dibangun semi permanen menggunakan kayu jati, dan belum banyak tersentuh pembangunan modern.
-
Kenapa Kuburan Sukun dibangun di daerah Sukun? Dewan Kota (Gemeenteraad) memilih wilayah Sukun yang terdapat di sebelah tenggara Kota Malang dengan tujuan membuka geliat wilayah Sukun yang saat itu masih terisolasi karena terbelah oleh Sungai Sukun. Sebelumnya, rencana pembangunan kuburan kaum Eropa di daerah Lowokwaru, Buring dan Kauman menuai protes. Sementara di daerah Sukun, rencana pembangunan diterima warga setempat.
Tak memiliki tempat tinggal, Mursam akhirnya harus tinggal di sebuah gubuk yang difungsikan warga untuk tempat menarik amal guna pembangunan masjid. Karena iba, seorang warga bernama Haji Husen, bersedia menampung Mursam. Namun tak lama, hanya 6 bulan, tiba-tiba Haji Husen juga meninggal.
Terusir dari Desanya
Selang 40 hari setelah kematian Haji Husen, Mursam pun harus meninggalkan Desa Kalidilem. Setelah empat tahun terusir dari desanya sendiri, Mursam mencoba kembali ke Desa Kalidilem. Sebab, ada kerabatnya di desa tersebut yang meninggal dunia.
Pada Sabtu (16/11), Mursam mengikuti tahlilan (pengajian) di rumah kerabatnya tersebut pada malam hari bersama warga desa. Usai pengajian, Mursam menyempatkan diri bercengkrama dengan beberapa warga hingga larut malam. Kemudian, Mursam pamit kepada beberapa warga dengan alasan akan ke kamar mandi.
Namun, Mursam tak kunjung kembali. Hingga sekitar pukul 22:45 WIB, dia ditemukan meninggal dunia. Mayatnya ditemukan di tengah jalan desa, dekat lokasi tahlilan. Terdapat beberapa luka bacok senjata tajam, tepatnya di leher dan pundak.
Mendapat informasi orang tewas, polisi segera ke lokasi kejadian. Mayat kakek malang ini segera dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Lumajang.
Tuduhan Dukun Santet
Kapolres Lumajang, AKBP Muhammad Arsal Sahban saat dikonfirmasi, membenarkan dugaan bahwa pembunuhan ini terkait isu dukun santet.
"Sebagian besar warga Desa Kalidilem memang meyakini kakek Mursam memiliki ilmu hitam. Sebab, beberapa tahun yang lalu, beberapa warga meninggal karena korban Mursam menginap di rumahnya," ujar perwira berdarah Makassar ini.
Namun, Arsal menyayangkan tindakan yang disebut main hakim sendiri tersebut. "Tidak ada fakta konkret bahwa dia benar dukun santet. Lagipula sekarang kan zaman sudah maju dan modern, seharusnya pola pikir masyarakat juga mengikuti kemajuan zaman, lebih logis," tutur Arsal.
Polisi berjanji akan segera mengungkap kasus pembunuhan ini. "Jangan main hakim sendiri, apalagi menuduh orang lain sebagai dukun santet," papar Arsal.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Hasran Cobra menyebut, dari hasil olah tempat kejadian perkara, ditemukan dua luka pada tubuh korban. "Luka potong di leher sebelah kiri dan luka potong di pundak sebelah kiri," tutur pria juga ketua Tim Cobra Polres Lumajang ini.
(mdk/noe)