Kampung Turis Ubud geger ada tas hitam bertuliskan bom
Menurut kapolres, dari hasil pemeriksaan sementara menggunakan alat x-ray dan disk crapter, terdeteksi isi dari tas tersebut tidak ada bahan peledak. Karena ada tulisan bom pada tas tersebut, serta hal yang mencurigakan lainnya, Tim Jihandak tidak mau ambil resiko dan melakukan tindakan pemusnahan di lokasi.
Warga dan sejumlah karyawan Art Shop di kawasan Kampung Turis Ubud Gianyar di Bali geger dengan adanya temuan tas bertuliskan bom. Tas rangsel gendong warna hitam berbahan semi parasut itu diletakkan begitu saja di tepi warung makan milik I Ketut Suwela Jalan Raya Lungsiakan Desa kadewatan Kecamatan Ubud Gianyar.
Sontak saja warga yang sedang melintas di lokasi itu berhamburan. Bahkan terlihat beberapa turis asing berlarian.
Informasi yang dihimpun, saat itu Suwela pemilik warung akan membuka rolling door warungnya. Diakuinya saat itu tidak melihat ada tas. Sekitar pukul 07.30 WITA, saat dirinya ngopi dilihatnya ada tas gendong warna hitam yang terletak di teras depan warung.
"Saya dekati berisi tulisan bom. Pada resleting tas diikat dengan menggunakan tali kawat pada pagar besi warung saya. Di samping tas ada korek api warna hijau. Saya langsung lari minta tolong warga telepon polisi," kata Suwila, Selasa (20/12).
Atas insiden ini, Kapolres Gianyar AKBP Waluya, Sik langsung turun ke lokasi bersama Tim Jihandak Sat Brimobda Bali. Pihaknya menegaskan bahwa dari hasil pemeriksaan sementara menggunakan alat x-ray dan disk crapter, terdeteksi isi dari tas tersebut tidak ada bahan peledak.
Karena ada tulisan bom pada tas tersebut, serta hal yang mencurigakan lainnya. Tim Jihandak tidak mau ambil resiko dan melakukan tindakan pemusnahan di lokasi.
"Kepada rekan-rekan wartawan, mohon untuk tidak menulis bahwa ini adalah bom. Agar tidak membuat suasana pariwisata jadi resah. Kasus ini masih sedang kita kembangkan," pinta Waluya.
Kendati bukan sebuah rangkaian bom, namun tas gendong tersebut ditemukan adanya bahan-bahan berbahaya. Sumber di kepolisian menyebutkan bahwa setelah dilakukan peledakan pertama ditemukan beberapa rangkaian kabel.
"Kita tidak mau berandai-andai mas. Karena ada rangkaian kabel yang kita temukan, maka kita lakukan penguraian kembali terhadap barang yang kita musnahkan," katanya.
Adapun barang-barang yang ada di dalam tas tersebut di antaranya, kalkulator, powerbank tempel, kaleng larutan penyegar yang berisi bubuk mercon dan paku. Pulpen, gunting kuku, gelang, tusuk gigi, dompet, permen dan beberapa barang lainnya.
Dalam tas tersebut juga ditemukan Paspor atas nama Mark Aart Herwig WNA asal Belanda nomor paspor BMFFCH637, tanggal lahir 03 Desember 1976.
Baca juga:
Benda misterius hancurkan kandang sapi di Sumenep diduga rudal
Suara keras yang gegerkan warga Solo berasal dari pesawat latih
Terdengar dentuman keras di Solo, warga panik mengira suara bom
Tas hitam di semak-semak bikin geger turis di Ubud
Benda diduga bom di Klaten ternyata berisi obeng
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa yang dimaksud dengan kata benda? Kata benda adalah jenis kata yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. Sesuai dengan sebutannya, kata benda merupakan kata untuk menunjukkan suatu benda, baik benda konkret atau yang bisa dilihat dengan mata maupun benda abstrak.
-
Kapan Bendungan Batutegi diresmikan? Bendungan Batutegi sudah dibangun sejak tahun 1994 dan langsung diresmikan oleh Presiden Megawati pada tahun 2004.
-
Bagaimana kondisi cuaca di Denpasar besok? Denpasar: Prediksi cuaca besok hujan ringan atau gerimis tidak merata dengan suhu 28 derajat celsius.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
-
Kapan benda-benda tersebut diduga berasal? SABAP mengatakan dalam siaran persnya, artefak obsidian tersebut kemungkinan merupakan bagian dari muatan kapal dari zaman Neolitikum atau Zaman Batu Baru, berlangsung sekitar tahun 6.000 sampai 3.500 SM.