Kapolda Metro Irjen Fadil Imran Dinilai Berpeluang Gantikan Idham Azis Jadi Kapolri
Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto mengatakan, jenderal bintang dua seperti Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran masih memiliki peluang untuk turut andil dalam persaingan di bursa calon kapolri. Walaupun saat ini, sejumlah nama yang beredar sebagai calon kapolri adalah jenderal bintang 3.
Masa bakti Kapolri Jenderal Idham Azis akan berakhir pada 25 Januari mendatang. Sejumlah nama digadang-gadang menjadi calon pemegang tongkat komando Polri menggantikan Jenderal Idham Azis.
Spekulasi pengganti kepala kepolisian pun mengerucut ke sejumlah Pejabat Tinggi (Pati), dari pangkat Komjen hingga Irjen. Salah satunya Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.
-
Kapan Mohammad Tri Anjas lulus Akmil? Pada 3 November 2022, keluarga militer itu mendapatkan kabar gembira dari Wakil Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Dian Assafri.
-
Siapa Imad Aqil? Kelompok Hamas mempunyai sosok pejuang yang menjadi inspirasi mereka dalam melawan pasukan Israel. Imad Aqil, salah satu pejuang Hamas yang namanya dikenal di Palestina.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lulus dari Akpol? Perjuangannya berbuah manis saat ia lulus dari Akpol pada tahun 2021.
-
Kapan M. Hasan menjabat sebagai Kapolri? Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Mohamad Hasan adalah seorang Kepala Kepolisian Republik Indonesia di era Orde Baru (1971-1974) dan pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia dari tahun 1974 hingga 1978.
-
Siapa yang ikut bernyanyi bersama Kapolri? Kapolri pun mengambil posisi sebagai vokalis bersama Armand Maulana, sedangkan Panglima TNI mengambil gitar untuk mengiringi.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto mengatakan, jenderal bintang dua seperti Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran masih memiliki peluang untuk turut andil dalam persaingan di bursa calon kapolri. Walaupun saat ini, sejumlah nama yang beredar sebagai calon kapolri adalah jenderal bintang 3.
"Peluang selalu ada mas karena Presiden Jokowi ini tak bisa ditebak maunya," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (7/1).
Meski ada peluang, Bambang menyebut peluang itu kecil kalau melihat masalah senioritas di tubuh Polri. Menurut dia, tidak ada urgensinya untuk memotong generasi dengan mengangkat jenderal junior sebagai pucuk pimpinan tertinggi. Dia khawatir kalau itu terjadi justru akan membuat internal Polri bergejolak.
"Karena akan memunculkan resistensi di internal oleh seniornya. Dan ini butuh energi dan waktu yang tak sedikit untuk mengonsolidasikan. Lebih baik energi itu digunakan untuk pembenahan internal, membangun organisasi Polri modern di masa depan," jelas Bambang.
Bambang menyarankan agar seleksi calon Kapolri diperketat "Misalnya rekam jejak jabatan dua kali Kapolda, pendidikan harus Sespimti, prestasi, senioritas, pengalaman di berbagai bidang, itu yang harus jadi perhatian," kata dia.
Profil Fadil Imran
Fadil Imran adalah Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1991. Dia sudah malang melintang di wilayah hukum Polda Metro dengan sejumlah jabatan strategis yang pernah diduduki. Salah satunya menjabat Direktur Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Dari sana, tak sedikit kasus hukum yang berhasil dibongkarnya. Namun, yang paling menyita perhatian publik adalah kasus chat seks Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dengan Ketua Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana, Firza Husein.
Ketika itu, Fadil Imran yang memegang tongkat kendali Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menetapkan Firza Husein dan Rizieq Syihab sebagai tersangka.
Prestasi lain yang pernah melambungkan nama Irjen Fadil Imran adalah penangkapan Hercules, mantan preman Tanah Abang pada 2013 silam. Saat itu, dia menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.
"Kasus pencucian uang dengan kekerasan, mulai dari 2006-2012. Hari ini akan diadakan penangkapan Hercules dan anak buahnya," ujar Kasat Reskrim Polres Jakbar AKBP Hengki Haryadi.
Sepak terjang pria kelahiran Makassar, 14 Agustus 1968 ini, tak hanya berhenti sampai di situ. Dia pernah membongkar aktivitas kelompok Muslim Cyber Army (MCA) yang dituding menyebarkan ujaran kebencian dan hoaks pada 2017. Pada saat itu Fadil menduduki kursi Dirtipid Siber Bareskrim Polri.
Tanggapan Istana Soal Nama Calon Kapolri
Menurut Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, Presiden Jokowi sudah mempertimbangkan calon Tribrata I. Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan, nama-nama yang beredar terkait calon Kapolri pengganti Jenderal Polisi Idham Aziz masih bersifat spekulasi. Menurutnya, belum ada nama final yang diserahkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke DPR.
"Belum ada yang final, semua nama yang beredar masih spekulasi," kata Mahfud saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kamis (7/1).
Dia meminta semua pihak untuk menunggu nama-nama calon Kapolri diumumkan dan diserahkan ke DPR untuk menjalani fit and proper test. Namun, Mahfud tak menyebut kapan nama calon Kapolri akan diserahkan ke parlemen.
"Tunggu saja," ungkap Mahfud.
Menyikapi hal tersebut, anggota Komisi III DPR RI, Arsul Sani mengatakan, pihaknya tak bisa mengintervensi. Semuanya merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.
"Kami menunggu saja, itu hak prerogatifnya Presiden. Nanti setelah diputuskan dan dikirim ke DPR baru kita nilai," jelas Arsul, Kamis (7/1/2021).
Catatan IPW
Sementara itu, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, saat ini muncul sebuah gagasan dari lingkungan Istana Kepresidenan untuk membuat satu paket pergantian Kapolri dan Wakapolri.
"Yakni menaikkan Wakapolri Komjen Gatot Eddy menjadi Kapolri pengganti Idham Azis dan sekaligus mendorong Kabareskrim Komjen Sigit menjadi Wakapolri menggantikan Gatot Eddy," kata Neta dalam keteranganya, Rabu (6/1/2020).
Menurut Neta, opsi paket tersebut semakin serius dibahas kalangan Istana atau kalangan dekat Presiden Jokowi menjelang penyerahan nama Kapolri baru ke DPR, setelah Wanjakti Polri dan Kompolnas menyampaikan usulan nama nama calon Kapolri kepada Presiden.
"Diperkirakan usulan nama calon Kapolri itu sudah disampaikan Wanjakti Polri, sementara usulan nama dari Kompolnas diperkirakan baru diserahkan pada Jumat 8 Januari 2021," ujarnya.
Akan tetapi, lanjut Neta, di lingkungan Istana Kepresidenan saat ini memang sudah mengkristal dua nama calon Kapolri, yakni dari senior Akpol 88 dan junior Akpol 91. Sementara, dari kalangan internal Polri berharap Presiden Jokowi memilih jenderal senior sebagai Kapolri pengganti Idham Azis.
Neta memprediksi nama Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono sebagai calon Kapolri. Bahkan sudah ada pasangannya, yakni Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo. Nama terakhir juga santer terdengar sebagai calon kuat juga.
Selain itu, ada nama-nama seperti Kabaharkam Polri Komjen Agus Andrianto, dan Kabaintelkam Polri Komjen Rycko Amelza Dahniel juga muncul dari internal Polri sendiri sebagai Kapolri.
Sementara dari struktur luar Polri ada dua nama yang digadang-gadang sebagai calon Kapolri, yakni Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar dan Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN) Komjen Bambang Sunarwibowo. Namun, hingga Kamis (7/1) Presiden Jokowi belum mengumumkan dan mengirimkan nama calon Kapolri pilihannya ke DPR untuk diuji.
(mdk/gil)