Kapolri Bicara 2 Syarat Wajib Pelaksanaan PTM 100 Persen
Menurut Sigit, penguatan imunitas terhadap anak akan memberikan jaminan kesehatan kepada orang tua dan orang-orang yang ada di dalam lingkungan keluarganya.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan dua syarat wajib pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen bagi daerah. Pertama, target 70 persen vaksinasi bagi masyarakat umum dan 60 persen bagi kelompok lanjut usia. Kedua syarat tersebut wajib dipenuhi guna mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia terkait PTM bagi anak-anak.
"Pemerintah saat ini telah memberikan kebijakan PTM 100 persen, di mana untuk melaksanakan PTM 100 persen dan vaksinasi anak, maka target pencapaian vaksinasi masyarakat umum 70 persen dan lansia 60 persen harus terpenuhi," kata Sigit saat menghadiri kegiatan akselerasi vaksinasi serentak di Gedung Dome Bale Rame, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat dilansir Antara, Jumat (7/1).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Sepur Kluthuk Jaladara diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Kenapa Pavlopetri tenggelam? Penyebab tenggelamnya Pavlopetri masih belum diketahui. Meskipun demikian, beberapa ahli meyakini kota itu mungkin tenggelam akibat gempa bumi yang terjadi sekitar tahun 1000 SM atau 375 M.
-
Kapan Eno Sigit lahir? Retnosari Widowati Harjojudanto, atau Eno, lahir pada 10 April 1974, mendekati setengah abad usianya.
Jenderal bintang empat itu berpandangan proses belajar mengajar secara tatap muka langsung merupakan hal yang penting. Mengingat, hampir dua tahun semenjak pandemi COVID-19, generasi bangsa kehilangan momentum tersebut.
Baca juga:
PTM 100 Persen di Bandung Mulai 10 Januari
Anggota Komisi IX Minta Pemerintah Buka Opsi Pembelajaran Jarak Jauh Jika Covid Naik
Guna mewujudkan pembelajaran secara tatap muka langsung, Sigit mengatakan harus ada jaminan kesehatan dan imunitas bagi anak agar terlindungi dari bahaya paparan virus Corona SARS-CoV-2. Salah satunya adalah dengan memberikan suntikan vaksin.
Menurut Sigit, penguatan imunitas terhadap anak akan memberikan jaminan kesehatan kepada orang tua dan orang-orang yang ada di dalam lingkungan keluarganya. Sehingga, tidak perlu ada rasa khawatir munculnya klaster keluarga ketika PTM 100 persen diberlakukan.
"Kita ingin anak-anak kita segera melksanakan tatap muka. Namun di sisi lain, kita harus yakin anak-anak kita sudah dibekali vaksinasi atau imunisasi," ujar Sigit.
Sigit meyakini dengan imunitas yang terbentuk, sehingga pada saat melaksanakan aktivitas di sekolah aman tidak menjadi pembawa atau "carrier" virus ke rumah. Karena saat kembali biasanya bertemu orang tua, nenek atau kakek. Dan juga memiliki posisi rentan apabila tidak diberikan imunisasi atau vaksinasi.
Mantan Kapolda Banten itu menambahkan, selain meningkatkan imunitas, vaksinasi dapat mencegah atau mengurangi fatalitas dari bahaya COVID-19 dengan berbagai varian, seperti Delta dan Omicron.
"Karena dari pemeriksaan terhadap masyarakat yang sudah divaksin terkena varian baru maka gejala yang kemudian didapatkan rata-rata OTG atau gejala ringan. Artinya vaksin betul berikan perlindungan pada masyarakat terhadap serangan varian yang ada baik, Delta ataupun Omicron," ucap Sigit.
Tidak hanya itu, Sigit mengatakan percepatan vaksinasi juga dapat mempertahankan tren positif menahan laju pertumbuhan COVID-19 di Indonesia seperti saat ini terjadi.
Baca juga:
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Bali Mulai Digelar
Sekolah di Jakarta Ditutup 15 Hari Jika Terjadi Penyebaran Covid di Atas 5 Persen
Selama 167 hari Indonesia berhasil mempertahankan angka kasus COVID-19 tidak melonjol, angka positivity rate di bawah satu. Kemudian BOR juga saat ini masih terkendali di angka tiga.
"Artinya angka ini semuanya bisa terjadi karena memang kerja keras seluruh elemen terkait baik dari TNI, Polri, pemda, dinkes, relawan dan rekan-rekan yang tergabung. Sehingga akselerasi vaksinasi dilaksanakan dengan baik. Alhamdulillah hasilnya 167 hari angka COVID-19 bisa dikendalikan," papar Sigit.
Sigit menambahkan, dengan terkendalinya angka COVID-19 akan menjadi modal penting terkait dengan aktivitas masyarakat. Selain itu, Indonesia akan semakin siap dalam menghadapi event nasional maupun internasional. Kesemua upaya tersebut nantinya berdampak pada pertumbuhan perekonomian Indonesia yang terus membaik di tengah pandemi COVID-19.
"Saya tetap mengimbau untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan walaupun sudah vaksinasi. Karena dua hal tersebut kunci utama. Disiplin terhadap prokes meskipun sudah vaksinasi dan tetap waspada jangan abai, jangan lengah. Karena beberapa wilayah negara lain peningkatan itu karena disiplin prokes mulai berkurang," terangnya.
Dalam tinjauannya, Sigit menyempatkan melakukan dialog interaktif dengan seluruh Polda jajaran. Memberikan instruksi soal akselerasi vaksinasi dan penegakan protokol kesehatan untuk terus dilaksanakan.
Baca juga:
Korban TPPO Adukan Kasusnya Mandek ke Komnas HAM dan Berharap Kapolri Turun Tangan
Begini Cara Gunakan Aplikasi Monitoring Karantina PRESISI
VIDEO: Tanpa Ampun, Kapolri Bertindak Tegas Sikat Anggota Lakukan Asusila ke Wanita
Kapolri: Vaksinasi Covid-19 Anak Cegah Klaster Keluarga
Polri Targetkan 2,4 Juta Anak di DKI Terima Vaksinasi Covid-19 dalam 15 Hari