Kapolri: Terorisme di Indonesia dipengaruhi teroris luar negeri
Ada dua cara menangani terorisme di Indonesia yaitu menggunakan cara keras melalui penegakan hukum, dan menggunakan cara lembut melalui pembinaan atau deradikalisasi.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyampaikan bahwa ancaman teror di Indonesia dominan dipengaruhi dinamika terorisme di luar negeri khususnya Syiria dan Afganistan.
"Sehingga kelompok-kelompok yang dulunya mereka menganut ideologi di Indonesia mendapat udara baru," kata Tito di Universitas Bhayangkara, Bekasi, Kamis (27/9).
-
Apa yang dimaksud dengan "pikiran kotor" dalam konteks ini? Pikiran kotor merupakan salah satu bentuk gangguan yang dapat dialami oleh siapa saja. Ini bisa berupa berbagai hal, seperti pikiran tidak senonoh, cabul, hingga pikiran untuk melakukan perbuatan buruk seperti mencuri, membunuh, dan lain sebagainya.
-
Kapan Arca Totok Kerot ditemukan? Pada tahun 1981, penduduk melaporkan adanya benda besar dalam gundukan di tengah sawah. Gundukan tersebut digali hingga terlihat sebuah arca. Penggalian hanya dilakukan setengah badan saja yaitu pada bagian atas arca.
-
Apa ciri khas topi Napoleon? Topi hitam lebar yang menjadi ciri khasnya – salah satu dari sedikit topi yang masih ada yang dikenakan Napoléon ketika ia memerintah Prancis abad ke-19 dan mengobarkan perang di Eropa – pada awalnya dihargai 600.000 hingga 800.000 euro ($650.000-870.000).
-
Kapan Kori Brajanala Lor dibangun? Tertulis bahwa Kori Brajanala Lor dibangun pada era Pakubuwono III atau sekitar tahun 1782 masehi atau 1706 tahun Jawa.
-
Bagaimana Tirto Adhi Soerjo menyuarakan kecamannya pada pemerintah kolonial? Melalui surat kabarnya, Tirto melakukan propaganda berisi kecaman-kecaman pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.
-
Kapan Ari Dono Sukmanto menjabat sebagai Kapolri? Dia menjabat antara 23 Oktober 2019 hingga 1 November 2019 alias 1 pekan 2 hari.
Polri, kata dia, membagi dua dua kelompok terorisme di Indonesia yang berafiliasi ke teroris di luar negeri. Di antaranya Jamaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi ke kelompok Al Kaidah di Afganistan, dan Jamaah Ansarut Tauhid (JAD) yang berafiliasi kepada ISIS di Syiria.
"Sekarang yang lebih banyak bermain adalah kelompok JAD yang berafiliasi ISIS," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Ia menyebutkan, ada dua cara menangani terorisme di Indonesia yaitu menggunakan cara keras melalui penegakan hukum, dan menggunakan cara lembut melalui pembinaan atau deradikalisasi.
"Penegakan hukum harus ada empat syarat, diantaranya kemampuan diteksi, pengananan penyelidikan secara ilmiah karena harus dibawa ke pengadilan, kemampuang straight edge yang bisa beroperasi di segala medan baik di perkotaan maupun dipegunungan, dan undang-undang yang kuat," kata dia.
Sedangkan cara lembut, Tito menyebut yaitu membentuk ideologi terorisme melalui deradikalisasi, kontra radikalisasi, kontra ideologi, program untuk menangani jaringan sistem internet yang digunakan kelompok-kelompok itu, dan menangani permasalahan-permasalahan lokal yang membuat ideologi ini berkembang.
Baca juga:
Cerita mantan napi teroris langsung diterima warga & dibuatkan warung kelontong
BNPT: Mari sama-sama bangun bangsa, tak ada tempat bagi radikalisme
PN Serang diancam bom, seluruh sidang ditunda dan tahanan balik ke rutan
Pengamanan Pemilu 2019, Kapolda Metro antisipasi terorisme hingga berita hoaks
Mantan teroris sebut ciri anggota ISIS tidak menghormati ulama
Jaga keutuhan NKRI, katakan tidak pada terorisme, korupsi dan narkoba